Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dongkrak Penjualan Suku Cadang, INTA Pasarkan LiuGong

Dongkrak Penjualan Suku Cadang, INTA Pasarkan LiuGong Kredit Foto: Dok. Intraco Penta
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Intraco Penta Tbk (INTA) melalui entitas anak usahanya bernama PT Intraco Penta Prima Servis (OPPS) memasarkan, menjual, dan mendistribusikan alat berat beserta suku cadang asal China, LiuGong. Hal itu didasarkan oleh penandatanganan nota kesepahaman bersama PT LiuGong Machinery Indonesia (LMI). 

Direktur INTA, Eddy Rodianto, mengungkapkan bahwa fluktuatifnya harga komoditas batu bara dan pandemi telah menekan pasar alat berat di Indonesia secara signifikan. Kondisi tersebut pun diakui berdampak pula terhadap kinerja lini usaha alat berat INTA. Baca Juga: Sandiaga Uno Naik Takhta, Investor 3 Perusahaan Miliknya Raup Cuan Tanpa Diminta

"Tiga pemain besar industri alat berat mengalami penurunan penjualan sepanjang tahun 2020. Hal ini menjadi momentum bagi produsen alat berat asal China untuk merebut market share. LiuGong mampu bersaing di pasar berat Indonesia dengan meraup market share sebesar 4% pada tahun 2020. Ini diharapkan menjadi sinyal baik bagi kinerja lini usaha alat berat INTA," pungkasnya pada Rabu, 23 Desember 2020.

Selain itu, IPPS juga mendapat surat penunjukan dari Blumaq, S.A, untuk menjadi distributor resmi produk suku cadang Blumaq di Indonesia. INTA sendiri, sudah melakukan diversifikasi ke pasar kendaraan niaga dengan merek Tata Motors melalui PT Intraco Penta Wahana (IPW) dan PT Pratama Wana  Motor (PWM) sejak tahun 2019. Baca Juga: Anak Perusahaan United Tractors Jual Aset Puluhan Miliar Rupiah, Ada Apa?

Perlu diketahui, INTA membukukan pendapatan sebesar Rp569,6 miliar dan laba kotor sebesar Rp67,5 miliar pada kuartal III tahun 2020. Lini usaha alat berat, alat konstruksi & pendukung INTA menjadi kontributor terbesar terhadap pendapatan INTA, dengan rincian penjualan alat berat sebesar Rp169,2 miliar, sementara penjualan suku cadang sebesar Rp205,5 miliar. Jasa perbaikan alat berat menyumbang pendapatan sebesar Rp111,0 miliar, sedangkan jasa penyewaan alat berat tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp66,9 miliar. Sementara itu, lini usaha fabrikasi & infrastruktur mencatatkan penjualan sebesar Rp10,8 miliar, dan lini usaha lainnya menyumbang pendapatan sebesar Rp620 juta. Penjualan suku cadang tercatat meningkat sebesar 38,4% di Kuartal III-2020 dibandingkan dengan Kuartal II-2020.

“Penjualan suku cadang alat berat masih menunjukkan indikasi ketahanan di tengah kondisi menurunnya pasar alat berat di Indonesia. Diversifikasi segmen konsumen di luar sektor pertambangan yang dilakukan INTA sejak tahun lalu juga menuai hasil positif. Hingga Kuartal-III 2020, penjualan alat berat ke sektor infrastruktur tercatat sebesar 43%, pertambangan sebesar 37%, industri umum sebesar 4%, transportasi, perkebunan, dan pertanian masing-masing sebesar 1%, serta ke sektor lainnya sebesar 13%. Dengan memacu core business INTA yaitu alat berat, kami optimis dapat mencatatkan kinerja yang lebih positif,” lanjutnya.

Lini usaha fabrikasi & infrastruktur INTA juga memupuk optimisme dalam menyongsong tahun 2021. Proyek infrastruktur sudah mulai bangkit sejak paruh kedua tahun 2020 yang ditandai dengan dimulainya beberapa proyek baru. Anak usaha INTA, PT Columbia Chrome Indonesia (CCI) tahun ini dipercaya dalam fabrikasi moulding dan sistem hidrolik untuk mendukung Proyek Tol Solo-Yogya-NYIA. Melihat peluang proyek infrastruktur yang kembali terpacu, INTA optimis lini usaha fabrikasi & infrastruktur dapat mengerek kinerja Perseroan ke arah yang lebih positif. 

Sementara untuk lini usaha Pembangkit Listrik, INTA melalui anak usaha tidak langsung yaitu PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) telah berhasil mencapai Commercial Operation Date (COD) pada tanggal 27 Juli 2020 setelah melewati beberapa tahapan testing. Dengan terbitnya sertifikat COD, maka Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x100 MW ini, yang juga merupakan PLTU berbahan bakar batu bara pertama di Bengkulu sudah bisa melakukan penjualan listrik kepada PT PLN (Persero), dan diharapkan dapat beroperasi secara andal selama 25 tahun ke depan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: