Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ditawari Jabatan oleh Presiden Jokowi, Muhammadiyah Menolak Halus

Ditawari Jabatan oleh Presiden Jokowi, Muhammadiyah Menolak Halus Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi -

Ternyata, tak semua tokoh di negeri ini gila jabatan. Ada juga yang berani ngukur diri. Berani meraba kemampuan sendiri. Tidak asal ditawari jabatan, langsung pasrah bongkokan menerima jabatan itu.

Siapakah orang yang punya sikap seperti ini? Dialah Abdul Mu'ti. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah ini ditawari Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tapi, karena merasa tidak mampu, dia memilih untuk menolaknya dengan hormat.

Baca Juga: Menag Ingin Afirmasi Syiah dan Ahmadiyah, Begini Respons Muhammadiyah

Sebelumnya, sorotan mata publik tertuju ke Istana Negara. Di tempat itu, Presiden Jokowi melantik enam menteri yang sudah diperkenalkan ke publik. Lalu, ada lima wakil menteri. Lima wakil menteri itu adalah M Herindra sebagai Wakil Menteri Pertahanan, Edward Omar Syarif Hiariej sebagai Wakil Menteri Hukum dan HAM, Dante Saksono Harbuwono sebagai Wakil Menteri Kesehatan, Harfiq Hasnul Qolbi sebagai Wakil Menteri Pertanian, dan Pahala N Mansyuri sebagai Wakil Menteri BUMN.

Sebenarnya, ada enam wakil menteri yang akan dilantik. Namun, Mu'ti yang ditunjuk sebagai Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menolaknya. Padahal, beberapa jam sebelum pelantikan nama Mu'ti masih tercantum dalam undangan pelantikan Kabinet Indonesia Maju. Namun, sehari sebelum pelantikan, Mu'ti memutuskan tak ikut bergabung.

Melalui akun Twitter pribadinya, Mu'ti membenarkan ditawari jabatan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tapi akhirnya, ia menolak dengan sejumlah pertimbangan.

"Saya merasa tidak akan mampu mengemban amanah yang sangat besar itu. Saya bukanlah figur yang tepat untuk amanah tersebut," cuit @Abe_Mukti.

Guru Besar Ilmu Pendidikan UIN Jakarta itu merinci kronologi tawaran Wamendikbud itu datang, sampai akhirnya memutuskan menolaknya. Kata tawaran kursi tersebut awalnya datang dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.

"Saya tak langsung mengiyakan. Saya akan mempertimbangkan dan membicarakan dahulu dengan keluarga dan PP Muhammadiyah," kata Mu'ti memberikan jawaban ke Nadiem.

Setelah itu, Menteri Sekretariat Negara, Pratikno mengontak lewat pesan WhatsApp dan menyampaikan hal serupa. Kepada Pratikno, Mu'ti menyampaikan hal serupa yang disampaikannya ke Nadiem. Ia masih menunggu hasil pembicaraan dengan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan pengurus lainnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: