Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketua KPK Firli Bahuri Mengaku Tak Nyaman Gara-Gara...

Ketua KPK Firli Bahuri Mengaku Tak Nyaman Gara-Gara... Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi -

Setahun menakhodai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kinerja Komjen Firli Bahuri menuai pro dan kontra. Ada yang mengkritik, tapi ada juga yang memberikan pujian, dan membandingkan dengan kinerja KPK lama. Menanggapi hal itu, ternyata Firli tak nyaman.

Sambil memaparkan capaian kinerja KPK tahun 2020, Firli menanggapi berbagai kritik dan pujian yang datang terhadapnya. Dengan tegas, Firli tidak ingin KPK di bawah kepemimpinannya dibandingkan dengan era sebelumnya. Dia beralasan, KPK di bawah kepemimpinannya dihadapkan dengan kondisi pandemi Covid-19.

"Tahun 2020 memang kondisinya berbeda dengan tahun sebelumnya. Sehingga, menurut hemat kami, dan tentu kita semua sependapat, tidak elok kalau kita membandingkan apa yang terjadi di tahun 2020 dengan tahun sebelumnya," kata Firli.

Baca Juga: KPK Periksa Edhy Soal Aliran Dana Korupsi Benur Lobster

Jenderal polisi bintang tiga ini menuturkan kondisi pandemi Covid-19 telah mempengaruhi banyak sektor. Sehingga membuat semua pihak, tanpa terkecuali KPK, untuk mengubah mekanisme hingga kinerjanya.

"Tapi kondisi ini tidak menyurutkan semangat KPK untuk melakukan pemberantasan korupsi," ujarnya.

Omongan Firli ini beralasan. Pasalnya, sejumlah pihak membanding-bandingkan kinerja Firli dengan era KPK sebelumnya. Penilaian tersebut misalnya datang dari Indonesia Corruption Watch (ICW). Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana, menilai kinerja penindakan KPK dalam satu tahun terakhir menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kesimpulan itu diambil dari jumlah penyidikan, penuntutan, dan eksekusi putusan yang dilakukan KPK.

Berdasarkan data ICW, KPK hanya melakukan 91 penyidikan, 75 penuntutan, dan 108 eksekusi selama 2020. Sementara pada 2019, KPK melakukan 145 penyidikan, 153 penuntutan, dan 136 eksekusi putusan.

"Jadi, seluruh tren penindakan ini memang menurun tajam," kata Kurnia.

ICW menganggap, setahun ini KPK lebih banyak mengumbar kontroversi ketimbang prestasi. Mulai dari menurunnya jumlah tangkap tangan, kegagalan meringkus buronan, problematika kepemimpinan komisioner, hingga pelanggaran etika dan minimnya mengusut perkara-perkara besar.

Menko Polhukam, Mahfud MD, punya pandangan berbeda. Mahfud tak ragu menyebut KPK di era Firli lebih baik dari kepemimpinan sebelumnya. Menurutnya, narasi pelemahan KPK dengan adanya revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 perubahan atas UU Nomor 19 Tahun 2019 tentang KPK tidak terbukti.

"Kalau kita mau objektif, tahun pertama KPK yang sekarang dibandingkan dengan tahun pertama KPK yang sebelumnya, itu jauh lebih banyak sekarang prestasinya," kata Mahfud.

Baca Juga: Kerap Dinyinyirin ICW, Jawaban KPK Berkelas: ICW Lagi Diabet, Sukanya yang Asin-Asin

Guru besar intelijen Hendropriyono sepakat dengan penilaian Mahfud. Dia mengatakan bahwa saat ini ada penggiringan opini jika prestasi KPK itu hanya diukur dengan hasil jumlah tangkapan koruptor. Padahal, harusnya pemberantasan korupsi itu mengedepankan solusi strategis mengatasi korupsi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: