Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Tahu dan Tempe di Jawa Barat Naik 30%

Harga Tahu dan Tempe di Jawa Barat Naik 30% Kredit Foto: Freepik/Endriq
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia Jawa Barat (Puskopti Jabar) menyatakan, mulai pekan ini tanggal 4 Januari 2021, harga jual tahu dan tempe naik sebesar 20% hingga 30%. Kenaikan tersebut karena harga bahan baku tahu tempe, yaitu kedelai mengalami kenaikan dari awalnya Rp6.000-Rp7.000 per kilogram menjadi Rp9.400-Rp10 ribu per kilogram.

Ketua Puskopti Jabar Asep Nurdin mengatakan, untuk kenaikan harga kedelai Rp9.400-an per kilogram berlaku di perkotaan. Asep mengatakan bahwa harga kedelai di daerah mencapai Rp10 ribu per kilogram.

Baca Juga: Kedelai Mahal, Tempe Tahu Menghilang dari Warteg dan Tukang Gorengan

"Karena kenaikan itulah, kita berpikir bahwa kita harus naik juga ini. Tempe tahu harus naik harganya, tapi kita juga masih mengingat (besaran) harganya bahwa konsumen tempe tahu itu di (masyarakat) menengah bawah ya. Repot ini antara terus direkayasa terus dengan harga (kedelai) segitu sudah tidak bisa lagi," kata Asep, Minggu (3/1/2021).

Asep mengaku sebenarnya jika kenaikan harga kedelai masih dianggap normal, masih bisa disiasati dengan menjual tempe tahu kepada konsumen dengan ukuran yang lebih kecil dari biasanya. Siasat lainnya sebut Asep, dapat juga dengan memipihkan ukuran dan mengurangi kadar kedelainya.

Namun dengan harga beli kedelai sekarang, Asep menyebutkan hal itu sudah tidak bisa dilakukan lagi. Akhirnya, setelah dilakukan pembicaraan antarprodusen tempe tahu pada 28 Desember 2020, disepakati melakukan mogok produksi serentak selama tiga hari.

"Untuk itu, kita akan demo selama tiga hari dari tanggal 1-3 Januari 2021 dengan tidak memproduksi dan menjual tempe tahu. Ini tidak ada paksaan, hanya bagi produsen dan penjual tempe tahu yang akan mengikuti saja. Tapi yang ikut sekarang mayoritas banyak yang ikut," katanya.

Asep menuturkan, aksi mogok produksi dan berjualan ini, sekaligus pemberitahuan kepada konsumen soal rencana kenaikan harga jual tempe tahu pada pekan nanti. Jika harga jual tempe tahu ingin kembali stabil, pemerintah harus mengucurkan subsidi pembelian impor kedelai dari Amerika Serikat di kisaran Rp2.000-Rp3.000 per kilogram.

"Jauh hari sebelumnya pemerintah pernah menjanjikan hal itu kepada produsen tempe tahu, tetapi sampai kini belum ada realisasinya," tuturnya. "Pemerintah harus serius menangani swasembada kedelai. Itu program adakan dari APBN, tapi enggak jalan-jalan ini sama sekali. Agar kita tidak tergantung lagi kepada importir, kita punya kedelai sendiri, kita olah sebagus mungkin," tutur Asep.

Apabila Indonesia memiliki kedelai sendiri, Asep mengaku tidak masalah harga jual tempe tahu ke konsumen dinaikkan. Karena lanjut Asep, hal itu menguntungkan terhadap petani kedelai dalam negeri.

Puskopti Jabar menyatakan, kenaikan harga beli kedelai yang diimpor dari Amerika Serikat akibat adanya pembelian skala besar oleh China sehingga dampaknya sampai ke produsen dan penjual tempe tahu di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: