Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro menyerahkan produk inovasi pendeteksi Covid-19 GeNose C19 dan alat rapid test antigen CePAD kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pada Kamis (7/1), di Kantor Kemenko PMK.
Menko PMK mengatakan, adanya produk inovasi karya anak bangsa ini akan dapat memperkuat pelaksanaan surveillance 3T (Testing, Tracing, Treatment). Apalagi pelaksanaan 3T saat ini masih terkendala akan kelangkaan alat, mahalnya alat, dan alat-alat yang belum praktis.
Baca Juga: Alhamdulillah, Indonesia Miliki Potensi Dapatkan 108 Juta Vaksin Covid-19 Gratis dari Gavi
Untuk diketahui, GeNose C19 merupakan alat deteksi virus melalui embusan nafas karya akademisi Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta. Sementara, alat rapid tes CePAD dibesut oleh akademisi Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung.
“Kita harus terus berusaha agar pelaksanan 3T semakin masif. Dengan inovasi ini diharapkan semakin sempurna, semakin baik, semakin tersistem sehingga kita mampu memetakan secara detail tentang sebaran Covid-19,” ucapnya di Kantor Kemenko PMK, Kamis (7/1).
Ia menambahkan, karya-karya insan akademis ini dapat menjadi semangat yang memicu anak bangsa untuk menciptakan inovasi dan pengabdian untuk bangsa Indonesia. Lebih lanjut, Muhadjir berharapKemenristek/BRIN dapat menghubungkan produk inovasi ini dengan industri agar dapat di produksi secara masif, dengan biaya yang murah terjangkau, dan tingkat akurasi yang bisa diandalkan.
“Kita sangat memerlukan ketersediaan alat rapid test guna memutus mata rantai penyebaran,” imbuhnya.
Tanpa Darah dan Colok Hidung-Tenggorokan
Menko PMK kembali menghimbau kepada masyarakat agar memiliki kesadaran akan pentingnya mengikuti tracing untuk mengeleminasi dan membatasi penyebaran Covid-19, mengingat saat ini masih banyak masyarakat yang enggan untuk dilakukan rapid test untuk identifikasi virus.
Dia berharap, dengan adanya GeNose yang lebih bersahabat dalam pengambilan sampelnya mampu mendorong masyarakat untuk mau melakukan tracing dan tes. Pengujiannya sangat sederhana, hanya melalui hembusan nafas dan hasilnya diketahui dalam waktu satu menit dan metodenya non-invasif.
“Karena itu dengan adanya GeNose ini yang tidak perlu ambil darah, tidak perlu colok tenggorokan colok hidung. Itu saya kira akan membikin mereka yang dilacak tidak terlalu keberatan,” pungkas Menko.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Shanies Tri Pinasthi
Editor: Alfi Dinilhaq