Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hermanto Tanoko Ungkap Perjuangannya Besarkan Cat Avian hingga Miliki 15.000 Karyawan

Hermanto Tanoko Ungkap Perjuangannya Besarkan Cat Avian hingga Miliki 15.000 Karyawan Kredit Foto: Instagram

Saat ia berusia 14 tahun, ia diberi tantangan oleh orang tuanya untuk mengelola apotek. Setelah apotek tersebut dibeli, setiap pulang sekolah Hermanto menjaga apotek tersebut sampai malam. Sayangnya, apotek itu sangat sepi karena banyak obat yang kosong. Padahal, ia memiliki 15 karyawan dan hanya satu resep yang datang per hari.

Akhirnya, Hermanto keliling ke apotek yang ramai hingga ia bertekad untuk menjadikan apotek yang dikelolanya menjadi apotek No. 1 di Malang.

Dengan berkeliling mempelajari apotek-apotek yang ramai, Hermanto mencatat berapa margin yang dan keuntungan yang didapat dari setiap obat. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk meminta tambahan modal dari sang ayah agar bisa membeli obat secara cash.

Saat itu, membeli obat secara cash bisa mendapat diskon 15-20% dari PBF (Pabrik Besar Farmasi) pada tahun 1976. Dari diskon itulah Hermanto mendapatkan untung dan menjual obat dengan harga murah dan gratis ongkos kirim bagi resep yang obatnya kosong agar bisa dicarikan dahulu.

Tak butuh waktu lama, dalam kurang dari satu tahun, apotek tersebut ramai sekali hingga Hermanto menggambarkan bahwa ia tidak bisa duduk saking ramainya.

Rico Huang pun bertanya, keberanian dari mana seorang anak 14 tahun untuk mengelola apotek?

Hermanto pun menjawab bahwa ia memang sudah dibina oleh orang tuanya sedemikian rupa. Ia bahkan bekerja di apoteknya sendiri dengan cara yang profesional dan tidak boleh absen setiap harinya. Ia mengingat pernah mengerjakan PR sambil menjaga apotek. Ayahnya pun marah karena seharusnya ia bekerja. Dari sanalah Hermanto mendapatkan pelajaran yang berharga.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: