Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Houthi Yaman Dilabeli AS Organisasi Teroris Asing, Apa Pertimbangannya?

Houthi Yaman Dilabeli AS Organisasi Teroris Asing, Apa Pertimbangannya? Kelompok milisi Houthi di Yaman mengkalim sukses menembak jatuh sebuah pesawat tanpa awak atau drone milik militer AS di dekat perbatasan Yaman dan Arab Saudi. | Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat (AS) berencana menetapkan gerakan Houthi Yaman sebagai organisasi teroris asing.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo mengungkapkan itu sebagai langkah yang dikhawatirkan para diplomat dan kelompok bantuan dapat mengancam pembicaraan damai.

Baca Juga: Kuba Lagi-lagi Dipandang Pro-Terorisme di Mata AS, Kenapa?

Langkah AS itu dapat mempersulit upaya memerangi krisis kemanusiaan terbesar di dunia yang kini terjadi di Yaman.

Keputusan memasukkan kelompok yang didukung Iran itu dalam daftar hitam, pertama kali dilaporkan oleh Reuters beberapa jam sebelumnya.

Langkah ini muncul ketika pemerintahan Presiden terpilih Joe Biden bersiap mengambil alih dari pemerintahan Donald Trump pada 20 Januari. 

Seorang pemimpin Houthi mengatakan dalam posting Twitter bahwa gerakan tersebut berhak menanggapi tindakan apa pun yang diambil AS.

Houthi telah memerangi pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman sejak 2015.

"Departemen Luar Negeri (Deplu) akan memberi tahu Kongres tentang niat saya menunjuk Ansar Allah, kadang-kadang disebut sebagai Houthi, sebagai Organisasi Teroris Asing," ungkap Pompeo dalam pernyataannya, dilansir Reuters.

“Saya juga bermaksud menunjuk tiga pemimpin Ansar Allah, Abdul Malik al-Houthi, Abd al-Khaliq Badr al-Din al-Houthi, dan Abdullah Yahya al Hakim, sebagai Teroris Global yang Ditunjuk Khusus,” papar dia.

Pemerintahan Trump telah menumpuk sanksi terkait Iran dalam beberapa pekan terakhir.

Hal ini mendorong beberapa sekutu Biden dan pengamat luar menyimpulkan bahwa para pembantu Trump berusaha mempersulit pemerintahan yang baru untuk terlibat kembali dengan Iran dan bergabung kembali dengan perjanjian nuklir Iran.

"Kebijakan pemerintahan Trump dan perilakunya adalah teroris," tweet pejabat Houthi Mohammed Ali al-Houthi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: