Detik-detik Joe Biden Dilantik, Orang-orang Washington DC Terkurung dalam Rumah
Kerusuhan gedung Capitol berbeda dengan Mei 1998 di Jakarta
Pascapenyerangan Gedung Capitol oleh massa pendukung Trump, banyak orang yang menyamakan insiden Januari 2021 itu dengan rentetan kerusuhan pada Mei 1998 di Jakarta.
Thomas Pepinsky, seorang profesor ilmu pemerintahan dari Universitas Cornell, Amerika Serikat, menolak anggapan itu.
"Secara visual penyerbuan gedung Capitol dan gedung DPR MPR di Indonesia kelihatannya sangat sama. Tapi yang terjadi di belakang visual itu adalah proses yang sangat berbeda," kata Thomas yang fasih berbahasa Indonesia.
Menurutnya, yang terjadi pada 1998 di Jakarta, mahasiswa dan massa lain berdemonstrasi dan masuk ke gedung untuk menunggu keputusan Presiden Suharto dan rezim pemerintahannya.
Sedangkan yang terjadi di Washington DC, kata Thomas, adalah massa bersenjata yang mengamuk karena menuduh ada kecurangan dalam pemilu walau klaim itu tidak dapat dibuktikan melalui penghitungan ulang maupun lewat pengadilan.
"Itu jauh berbeda dengan yang kita lihat di Jakarta pada hari-hari terakhir rezim pak Harto," ujar Thomas yang pernah tinggal di Indonesia untuk meneliti dampak politik dari krisis moneter.
Pelantikan Biden dan pemakzulan Trump
Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih akan tetap diadakan di area luar Gedung Capitol yang rutin digunakan untuk acara pelantikan Presiden AS.
Media setempat menganggap kelangsungan ini adalah bukti ketahanan rakyat Amerika.
Yang lebih penting, menurut Thomas Pepinsky, acara pelantikan ini menunjukkan bahwa pemerintahan Amerika tetap berjalan dan ancaman dari perusuh tidak bisa menghentikan roda pemerintahan.
Selain menanti acara pelantikan Joe Biden dan Kamala Harris, rakyat Amerika tengah menunggu sidang Senat soal pemakzulan Donald Trump atas tuduhan menghasut massa untuk menyerang Gedung Capitol.
Jika Senat menyetujui, Trump berpotensi dilarang mencalonkan diri lagi dalam pemilihan presiden di masa mendatang.
Persetujuan Senat, menurut Thomas, harus dicapai oleh dukungan Partai Demokrat dan Partai Republik.
"Kalau persetujuan antarpartai itu tidak mungkin, kondisi demokrasi di AS memburuk lagi," tutur Thomas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: