Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komunikasi Pasca-kudeta Kacau Balau, 600.000 Rakyat Myanmar Gercep Unduh Aplikasi Pesan Offline Ini

Komunikasi Pasca-kudeta Kacau Balau, 600.000 Rakyat Myanmar Gercep Unduh Aplikasi Pesan Offline Ini Kredit Foto: AP Photo/Thein Zaw
Warta Ekonomi, Singapura -

Aplikasi perpesanan luring Bridgefy mengatakan bahwa aplikasinya telah diunduh lebih dari 600.000 kali dalam beberapa jam di Myanmar. Laporan tersebut keluar setelah militer negara itu merebut kekuasaan pada Senin (1/2/2021) dan untuk sementara mengganggu lalu lintas internet.

Dilansir Arab News, Kamis (4/2/2021), startup yang berbasis di Meksiko, yang mendapatkan popularitas selama protes pro-demokrasi Hong Kong pada tahun 2020, dalam Twitter mencuitkan bahwa mereka berharap orang-orang di Myanmar akan menemukan aplikasinya "berguna selama masa-masa sulit."

Baca Juga: Dengar Baik-baik, Ancaman AS ke Myanmar Sudah Sekeras Ini: Militer, Segera Bebaskan Mereka Semua!

Setelah para pemimpin negara yang dipilih secara demokratis ditangkap, koneksi telepon dan internet terputus di kota utama Yangon dan ibu kota Naypyitaw dan beberapa bagian lain negara itu.

Komunikasi telah dipulihkan pada Senin (1/2/2021) malam tetapi, dalam unggahan media sosial yang dilihat oleh Reuters, aktivis di Myanmar mendorong pengunduhan Bridgefy sebagai solusi untuk kemungkinan penutupan lebih lanjut.

Bridgefy, yang pendukungnya termasuk salah satu pendiri Twitter, Biz Stone dan yang juga telah digunakan pada demonstrasi anti-pemerintah di Thailand, adalah salah satu dari beberapa aplikasi berbasis Bluetooth yang menggunakan jaringan mesh untuk memungkinkan pengguna berkomunikasi tanpa koneksi internet.

Mereka telah mendapatkan popularitas secara global, terutama di negara-negara yang memiliki sejarah memberlakukan pembatasan pada platform media sosial dan penyedia internet --meskipun para ahli keamanan mengatakan bahwa mereka dapat ditembus, membuat pengguna menghadapi risiko pengawasan.

Aplikasi serupa, Firechat, telah digunakan dalam protes di Iran dan Irak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: