Tutup Mulut Para Pengkritik, Junta Myanmar Keras Blokir Facebook
Junta Myanmar memblokir Facebook dan aplikasi perpesanan lainnya dengan dalih memastikan stabilitas.
Saat ini junta mengkonsolidasikan kekuasaan setelah kudeta dan menahan Pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
Baca Juga: 3 Dekade Kudeta Militer yang Sukes Buang Burma dan Lahirkan Myanmar, Bagaimana Prosesnya?
Langkah membungkam para aktivis online dilakukan setelah polisi Myanmar mengajukan tuntutan terhadap Peraih Nobel Perdamaian Suu Kyi karena mengimpor peralatan komunikasi secara ilegal.
Bersamaan dengan itu, tekanan internasional meningkat pada junta untuk menerima hasil pemilu November yang dimenangkan partai Suu Kyi secara telak.
Di Myanmar, penentangan terhadap junta muncul dengan sangat kuat di Facebook yang merupakan platform internet utama di negara itu.
Selama ini, Facebook mendukung komunikasi untuk bisnis dan pemerintah di Myanmar.
Orang-orang di Yangon dan kota-kota lain memukul panci dan wajan serta membunyikan klakson mobil selama malam kedua pada Rabu sebagai protes terhadap kudeta Senin.
Gambar-gambar protes pun telah beredar luas di Facebook.
Jejaring sosial itu juga telah digunakan untuk berbagi gambar kampanye ketidakpatuhan oleh staf di rumah sakit pemerintah di penjuru negeri.
Para petugas medis menuduh militer menempatkan kepentingannya di atas wabah virus corona yang telah menewaskan lebih dari 3.100 orang, salah satu korban meninggal tertinggi di Asia Tenggara.
Kementerian Komunikasi dan Informasi Myanmar mengatakan Facebook yang digunakan setengah dari 53 juta rakyat Myanmar, akan diblokir hingga 7 Februari.
"Saat ini orang-orang yang mengganggu stabilitas negara menyebarkan berita palsu dan informasi yang salah dan menyebabkan kesalahpahaman di antara orang-orang dengan menggunakan Facebook," papar Kementerian Komunikasi.
Namun blokir itu tidak merata. Beberapa orang menemukan bahwa mereka masih dapat mengakses Facebook meskipun koneksinya lambat.
Beberapa orang menggunakan VPN untuk menghindari blokir pemerintah tersebut.
Suu Kyi tidak terlihat sejak penangkapannya pada Senin dini hari bersama dengan para pemimpin teratas Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpinnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: