Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tutup Mulut Para Pengkritik, Junta Myanmar Keras Blokir Facebook

Tutup Mulut Para Pengkritik, Junta Myanmar Keras Blokir Facebook Para biksu Buddha memegang plakat saat mereka berpartisipasi dalam unjuk rasa yang memprotes hasil pemilu oleh pendukung militer Myanmar dan Partai Persatuan dan Pembangunan yang didukung oleh militer di dekat pagoda Shwedagon Sabtu, 30 Januari 2021, di Yangon, Myanmar. Militer Myanmar telah membantah bahwa pernyataan kontroversial dari pimpinannya dimaksudkan sebagai ancaman untuk melakukan kudeta, mengklaim media telah salah menafsirkan kata-katanya. Ketegangan politik meningkat seminggu terakhir ini setelah militer mengatakan tidak dapat mengesampingkan kudeta jika keluhannya tentang kecurangan suara yang meluas dalam pemilihan November lalu diabaikan. | Kredit Foto: AP Photo/Thein Zaw

Seorang pejabat NLD mengatakan dia menjalani tahanan rumah di ibu kota, Naypyidaw, tetapi belum ada kabar tentang keberadaannya dari junta.

NLD memenangkan sekitar 80% suara dalam pemilu 8 November, menurut komisi pemilu. Hasil itu ditolak oleh militer dengan alasan tuduhan penipuan yang tidak berdasar.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan akan meningkatkan tekanan internasional untuk memastikan keinginan rakyat dihormati.

"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memobilisasi semua aktor kunci dan komunitas internasional untuk memberikan tekanan yang cukup pada Myanmar untuk memastikan bahwa kudeta ini gagal," tegas Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres dalam wawancara yang disiarkan The Washington Post pada Rabu.

“Ini benar-benar tidak dapat diterima setelah pemilu-pemilu yang saya yakini berlangsung normal, dan setelah periode transisi yang besar,” ungkap Guterres.

Menangani kudeta di Myanmar adalah prioritas bagi Amerika Serikat. Washington sedang meninjau kemungkinan sanksi sebagai tanggapannya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: