Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peran Guru Bantu UMKM Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Peran Guru Bantu UMKM Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19 Kredit Foto: CV Jaya Niaga

Pendampingan di Platform BRILIAN

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Bank BRI), bank yang identik dengan UMKM, memfasilitasi kebutuhan mentor bagi UMKM. Sebelum Covid-19 mewabah, tepatnya pada 2016 BRI telah mengembangkan platform Wirausaha BRILIAN guna memfasilitasi kebutuhan edukasi UMKM melalui website dan aplikasi.

Tina Lubis (50), pelaku usaha bidang kerajinan tas, menyatakan dengan mendapatkan pelatihan dari Wirausaha BRILIAN, telah membantunya menaikkan omzet bulanan sekitar 0,3% dari sebelumnya Rp15 jutaan per bulan.

“Ini omzet saat sebelum pandemi ya,“ katanya saat dihubungi (11/1/2021).

Tina tergabung dalam Wirausaha BRILIAN sejak 2018. Dari sana, ia mendapat banyak ide produksi kerajinan tas dan cara pemasaran produk yang lebih tepat. Jejaringnya pun makin luas lantaran bisa saling bertukar ide dan bertemu dengan sesama pengrajin.

Dia mengakui awal mulanya hanya menjual satu-dua buah produk tiap bulan di kalangan teman dan saudara. Produknya mulai dikenal usai mengikuti beragam bazar UMKM. Selain memasarkan produk secara konvensional, ia mulai menjual produknya melalui marketplace di Lazada dan Shopee sejak tiga tahun lalu.

Omzet dari penjualan baik online dan offline lama-lama meningkat. Berkat beragam strategi yang diterapkannya, seperti promo atau diskon, meningkatkan penjualan online di beberapa marketplace dan media sosial, kualitas produk dan juga menambah koleksi tas kulit batik, dalam 2 tahun terakhir omzetnya mencapai Rp12-17 jutaan per bulan.

“Sebelumnya hanya (memproduksi) tas kulit sintesis,” kata Tina.

Seperti UMKM lain, usaha bernama Rancakbana di Depok ini turut terdampak pandemi Covid-19. Tina bilang penjualan produknya turun signifikan. Sayangnya, ia enggan merinci berapa persen angka penurunan tersebut. Beruntungnya, usaha Tina masih bisa bernafas dari pemasaran via marketplace.

“Dengan pelatihan online (BRILIAN), (saya) menggenjot penjualan online dan meningkatkan mutu produk agar lebih bervarian,“ ujarnya.

Penurunan omzet UMKM Indonesia akibat pandemi sudah diungkap oleh hasil survei Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). Riset itu menyebutkan 4 dari 5 perusahaan atau 80% responden mengakui pendapatannya turun tajam.

Rinciannya, sekitar 34% perusahaan yang disurvei pendapatannya menurun 25%. Lalu, 18% responden mengalami penurunan pendapatan 25-50%, serta 28% responden sisanya pendapatanya anjlok lebih dari 50%.

Di samping mendapatkan pelatihan, Tina mengaku mendapatkan tawaran pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) di Wirausaha BRILIAN. Namun ia tak mengambilnya, sebab hingga saat ini usahanya masih bisa berjalan tanpa kredit bank.

“Kebetulan modalnya masih ada,” akunya.

Pengurusan Sertifikasi Halal

Pelaku UMKM lain, Devi Maharani (40), bilang pelatihan Wirausaha BRILIAN sesuai dengan permasalahan bisnis yang dijalaninya. Pemilik Dapur Cihuuyy ini telah mengantongi izin Produksi Industri Rumah Tangga (P-IRT) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Namun perpanjangan sertifikasi halalnya ternyata mengalami kendala.

“Yang pengajuan sertifikat halal saya dibantu (BRILIAN). (Pengurusan) sertifikasi saya dengan nominal menurut saya gede banget. Tapi saya dibantu Rp2,5 juta,” kisah Devi.

Baru bergabung dengan Wirausaha BRILIAN saat pandemi muncul sekitar April 2020, Devi mengaku pelatihan yang diberikan bermanfaat pada keterampilannya (soft skill). Namun, secara bisnis menurutnya belum ada perubahan secara signifikan.

“Secara bisnis belum ya, saya belum ikutan bazarnya mereka. Paling nambah soft skill, branding dan networking.

Di awal-awal pandemi, usaha Devi yang mempekerjakan 9 karyawan ini termasuk yang beruntung lantaran menuai berkah berlipat. Pada April-Agustus tahun lalu, ia bisa meraih omzet hingga Rp90 jutaan per bulan akibat pesanan yang membludak.

Namun, memasuki Desember 2020 hingga sekarang omzetnya turun drastis. Bahkan ia sempat merumahkan beberapa karyawannya.

“Saya rasa Desember pertengahan sampai sekarang, posisinya dari segi omzet, paling tidak bagus,“ Devi menjelaskan.

Meski begitu, ia menegaskan bisnisnya yang belokasi di Bogor tersebut masih bisa bertahan sehingga tidak berniat mengajukan kredit dari perbankan mana pun untuk mendapatkan tambahan modal.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: