Bawa-bawa Setan! Ocehan Eks Sekjen Demokrat Kerasnya Bukan Main, Bisa Nusuk Hati AHY!
Empat Faksi
Mantan kader Demokrat Ruhut Sitompul tak terkejut dengan sikap AHY seperti sekarang, menurutnya yang terjadi karena resistensi di internal Demokrat. Tanpa maksud untuk ikut campur, dia menceritakan sejumlah kader mengaku merasakan hal berbeda antara zaman dulu dengan sekarang.
“Di daerah banyak mengelu, kayaknya karena lingkungan AHY juga. Lingkungan dia ini kan semua orang yang waktu zaman di Demokrat abis-abisan kan mereka belum Demokrat," kata Ruhut.
Sementara, Mantan Ketua DPP Partai Demokrat Yus Sudarso menyebutkan jika saat ini sedikitnya ada empat faksi di dalam tubuh Partai berlambang mercy itu, yakni faksi simpatisan mantan Ketua Umum Partai Demokrat (Alm) Hadi Utomo, faksi SBY, faksi Anas Urbaningrum dan faksi Marzuki Alie.
“Dengan kenyataan tersebut tentu sudah menjadi hal yang alami jika adanya upaya kudeta terhadap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY),” katanya.
Meski demikian, Yus Sudarso menilai, gerakan kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat AHY merupakan hal yang lumrah. Dia menyebut upaya itu menjadi hal yang alami dan banyak dilakukan sejumlah partai
"Sebenarnya pergerakan yang dimaksud AHY bukan pergerakan, tapi mengalir seperti air dari daerah lalu kembali kepada kanal-kanal faksi yang ada tadi. Itu sah-sah saja dalam Parpol bukan hal yang tabu," kata Yus.
AHY sendiri merupakan salah satu dari empat faksi yang ada di dalam tubuh Partai Demokrat. AHY lahir dari faksi Soesilo Bambang Yudhoyono yang merupakan ketua dari hasil Kongres Luar Biasa (KLB).
"AHY sendiri kan lahir menjadi ketum dari KLB," katanya.
Karenanya ia menyarankan kepada AHY untuk tidak panik dan membuat isu yang semakin melebar. Jika AHY masih didukung oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Pusat (DPD) peristiwa mengkudeta tidak akan terjadi.
KLB Ciptakan Dualisme Partai
Upaya menjegal AHY dalam KLB berdampak dualisme partai. Dengan demikian, Partai Demokrat akan terpecah, kejadian ini terjadi terjadi di sejumlah partai lain, seperti PKB, PPP, Golkar, hingga yang terbaru Partai Berkarya.
Sementara di era Presiden Jokowi, campur tangan pemerintah pertama kali terjadi di Partai PPP. Terbitnya SK Menkumham ke kubu Romahurmuziymenjadi puncak perpecahan. Padahal sebelumnya, kubu Djan Farizh menang dalam kasasi 504 PTUN.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto