Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories x Aldo Swingtradingindo: Bahaya Beli Saham Bermodal Cap Cip Cup

KOL Stories x Aldo Swingtradingindo: Bahaya Beli Saham Bermodal Cap Cip Cup Kredit Foto: Instagram Ananda Effraldo/Aldo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 membuat pasar modal Indonesia kebanjiran investor baru. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah investor ritel baru yang tercipta sepanjang 2020 tumbuh 53,47 persen dari total jumlah investor pada 2019.

Jumlah investor saham telah mencapai 1.695.268 single investor identification (SID) pada akhir 2020. Terdapat pertumbuhan sebanyak 590.658 SID jika dibandingkan dengan total jumlah investor saham pada akhir 2019 yang mencapai 1.104.610 SID. Investor baru tersebut pun didominasi oleh generasi milenial dengan rentang usia 18-30 tahun yang mencapai 411.480 SID atau 70 persen dari total investor baru 2020.

Baca Juga: KOL Stories x Om Botak: Cara Cari Cuan Lewat Bisnis Online

Sayangnya, banyak yang mencoba masuk ke pasar saham dengan pengetahuan yang minim. Padahal, saham merupakan salah satu instrumen investasi yang bisa dibilang berisiko tinggi.

Dampaknya, banyak investor baru pun yang menperoleh pengalam pahit. Beberapa waktu lalu sempat viral, seseorang menggunakan dana dari pinjaman online untuk membeli saham yang berujung tragis. Karena saham yang dibeli terus menerus turun bahkan menyentuh batas autoreject bawah (ARB) dari hari ke hari. Inilah yang dinamakn bukan untung malah buntung. Pasalnya, mencari cuan di pasar modal tidaklah semudah membalikan telapak tangan. 

Untuk lebih memahami cara berinvestasi di pasar saham, Warta Ekonomi akan membahasnya dengan dengan salah satu trader di indonesia yaitu Ananda Effraldo yang dikenal melalui akun instagramnya @swingtradingindo.

Aldo mulai masuk ke pasar modal pada tahun 2016 dengan bermodal Rp500 ribu. Dorongan menjadi trader saham, sama seperti mayoritas orang pada umumnya mencari quick money. Modalnya pun perlahan ditambah. Tapi sayang, Ia harus menelan pil pahit. Di mana, pada tahun 2019 ia mengalami kerugian total lebih dari Rp180 juta.

Namun, setelah kerugian besar itu, ia mulai recover dan balik modal plus profit dari kerugian tersebut pada tahun 2020.

Ia pun pada akhir 2019 akhir mendirikan akun Instagram @swingtradingindo dengan niat memberikan edukasi mengenai trading kepada masyarakat agar tidak mengalami kerugian seperti yang dialaminya. 

Menurut pandangan Mas Aldo, apa sih investasi itu? Apakah investasi saham menjadi pilihan terbaik jika dibandingkan dengan instrumen investasi lain?

Dari pandangan saya, investasi itu merupakan cara kita dalam menyimpan uang di berbagai instrumen seperti properti, emas, reksa dana, dan masih banyak lagi. Pada intinya, kita mempekerjakan uang kita, supaya uang tersebut bisa berkembang. Apakah saham menjadi instrumen investasi terbaik? Sebenarnya saham ini high risk, namun juga high return.

Sayang sekali orang hanya melihat high return saja dan tidak ingat tingkat risiko yang lebih besar. Mungkin karena saat awal bergabung di pasar modal mungkin dia melihat temannya yang mendapatkan keuntungan besar, jadi tidak dia tidak melihat risikonya. 

Kenapa akhirnya Mas memutuskan untuk menjadi seorang trader?

Saya mulai terjun ke dunia trading saat menjalani kuliah semester 2 tahun 2016. Jadi, mengasah untung dan ruginya sudah empat tahun sebelum memutuskan untuk menjadi full time trader. Kenapa saya memilih menjadi full time trader? Saya sebelumnya mencoba bisnis kecil, namun rugi dan pada akhirnya masuk ke pasar modal. Tapi saya masuk ke pasar modal pada awalnya juga sempat rugi. Mungkin pengalaman selama empat tahun ini sudah cukup untuk menghadapi pasar kedepannya lagi. 

Mas pernah mengalami kerugian hingga 180 juta rupiah, apa yang membuat hal tersebut bisa terjadi? Lalu, apa saja yang perlu dilakukan masyarakat agar tidak mengalami hal serupa? 

Kerugian Rp180 juta merupakan akumulasi dari total kerugian yang pernah saya dapatkan selama bermain saham. Kenapa bisa rugi? Karena saya masuk pasar modal tanpa ilmu. Dulu, mentor dan informasi untuk belajar saham tidak sebanyak sekarang. Saat itu, saya belajar secara otodidak. Kemudian, saya juga suka eksperimen juga dengan beli berbagai jenis saham, tapi ujung-ujungnya tetap mengalami kerugian. Top-up dana untuk saham, kemudian rugi. Hampir empat tahun saya mengalami hal seperti itu. 

Kalau saya boleh memberi saran, jangan pernah langsung mengeluarkan dana yang besar. Kesalahan saya saat itu adalah mengeluarkan uang yang sedikit untuk modal awal, namun setelahnya, saya langsung mengeluarkan nominal yang besar. Hal itu tidak diimbangi dengan ilmu yang baik, jadi loss-nya cukup tinggi. Jika modalnya ingin ditingkatkan, maka ilmu dalam menguasai saham juga harus ditingkatkan.

Trading saham tidak akan langsung berhasil, pakailah modal kecil terlebih dahulu untuk Latihan selama enam bulan sampai satu tahun. Anda bisa mencari cara trading yang cocok sesuai dengan risk profile-nya masing-masing, baru kemudian bisa mengeluarkan dana yang besar jika sudah mengerti pasar. 

Dari kaca mata Mas, bagaimana kondisi pasar saham saat ini? Kemudian, lebih baik berinvestasi di saham seperti apa?

Pertama, trader itu ada banyak. Ada yang menggabungkan fundamental dengan technical, ada bandarmology, kemudian ada full technical. Jika dilihat dari chart-nya, maka akan bisa membentuk pola head and shoulder, jika turun akan berbahaya. Low terakhirnya jatuh pada 5735, kalau tidak ditembusi, menurut saya masih bisa meningkat.  

Saat ini saya sedang memantau PTBA. Bagaimana pehitungannya? Saya punya cara tersendiri, yang pasti technical. Menurut saya, kondisi PTBA sedang menguat, karena sudah turun dari 3180, sekarang 2560. Menurut saya itu saja, tidak memakai sentimen. 

Belakangan ini banyak yang melakukan pom-pom saham, gimana nih menurut Mas? Apa yang harus dilakukan agar tidak terjebak?

Pertama pom saham ini merupakan saham gorengan atau market-nya kecil yang mudah untuk naik dan turun. Kemudian, influencer mempromosikan pom saham menggunakan berbagai macam cara agar publik percaya. Dia sudah akumulasi harga saham tersebut dibawah rata-rata, kemudian dinaikan karena modalnya besar, lalu dijual ke retail trader. Ada baiknya agar kita bisa mengenali gaya trading yang cocok dengan diri kita sendiri. Kalau perlu, trading itu hanya pribadi kita saja yang tahu, tidak disebar, dan tidak mengikuti orang. Karena bahaya juga kalau orang lain tahu posisi kita, mengingat pasar modal sangat kompetitif. 

Apa saran Mas untuk investor pemula yang sekarang meramaikan pasar saham?

Trading itu adalah long-term game, dari kurun waktu sekarang sampai satu tahun ke depan kita membuat banyak keputusan jual beli saham. Setiap keputusan itu ada ikatan emosi kita. Jika emosi kita tidak benar, maka dapat berdampak pada pengambilan keputusan yang salah dan berujung pada kerugian.

Maka dari itu trader tidak hanya belajar mengenai apa itu market, tetapi juga belajar terkait psikologi atau cara kalian berpikir. Untuk itu, belajar dengan benar, karena setiap saham mempunyai risikonya masing-masing. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: