Sejumlah kader senior Partai Persatuan Pembangunan menyatakan kekecewaannya atas hasil Muktamar IX dan Susunan Pengurus DPP PPP Periode 2019-2025.
Mereka yang mengatasnamakan Gerakan Penyelamatan PPP merasa ditinggalkan oleh Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.
"Para senior, ulama PPP, tokoh pejuang partai, sebagian besar pengurus harian DPP 2016-2020 dan simpatisan PPP tersentak kaget dan penuh penasaran serta sangat kecewa melihat hasil Muktamar IX dan susunan pengurus harian DPP PPP karena meninggalkan kader–kader pejuang partai yang punya dedikasi dan sudah teruji,” tutur Ketua DPP Bidang Hubungan Antar Lembaga PPP periode 2016-2020 Rusli Efendi di Jakarta, Selasa (9/2/2021).
Dia menilai susunan kepengurusan DPP kali ini tidak mencerminkan unsur-unsur fusi sesuai dengan sejarah PPP.
”Bahkan yang ironisnya lagi, mengambil kader-kader partai lain yang juga pernah gagal di partai sebelumnya. Bahkan ada yang ternyata terdapat pengurus harian yang merupakan pasangan suami-istri, sementara katanya ingin merampingkan pengurus. Hal tersebut sangat kontradiktif,” tuturnya.
Ketua DPP Ekonomi dan Industri PPP Periode 2016-2020 Rudiman menambahkan, susunan kepengurusan DPP kali ini justru memasukkan orang-orang yang bukan kader PPP. Ada pasangan suami istri, ada mantan Wakil Ketua Umum Partai Hanura Bambu Apus/versi Daryatmo, Patrika S Andi Paturusi sebagai salah satu ketua. Ada pula mantan caleg PKB.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: