Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)/Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) mengestimasikan, wabah Covid-19 dapat terkendali pada September tahun ini.
Estimasi Bappenas ini didasarkan penghitungan yang dilakukan bersama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI). Baca Juga: Tekan Penyebaran Virus saat Libur Imlek, Korlantas Adakan Tes Covid-19 Random di Rest Area
“Ini sebuah optimisme yang perlu kita jaga,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam konferensi pers perkembangan ekonomi nasional, di Jakarta, kemarin.
Dia menjelaskan, pandemi bisa dikendalikan jika angka angka reproduksi efektif atau Rt turun menjadi 0,9. Saat ini, angkanya masih 1,2. Sekadar informasi, angka reproduksi efektif (effective reproduction number/Rt) adalah jumlah kasus baru yang tertular dari satu kasus terinfeksi pada populasi yang memiliki kekebalan sebagian atau setelah adanya intervensi. Semakin rendah angka ini, menunjukkan, wabah yang semakin terkendali.
Jumlah Rt 0,9 itu ditargetkan bisa dicapai pada September mendatang. Cara memangkas angka reproduksi efektif itu adalah menggenjot vaksinasi. Vaksinasi mesti dilakukan terhadap 39 persen atau sekitar 70,9 juta dari parameter jumlah penduduk sebesar 182 juta sejak Maret 2021.
Jumlah 39 persen dari penduduk Indonesia itu adalah orang berusia 18 tahun ke atas. Dengan pengecualian ibu hamil, penyintas Covid-19, dan mereka dengan penyakit bawaan tertentu atau komorbid. Perhitungan ini juga menggunakan asumsi, efikasi vaksin yang digunakan yakni Sinovac, berada di level 65 persen.
“Asumsi lainnya, vaksin diberikan dua dosis dengan jeda 14 hari dan efek perlindungan optimal tercapai setelah 14 hari kedua,” imbuh Suharso.
Asumsi berikutnya, vaksinasi masyarakat umum dapat dimulai pada awal bulan depan dengan 31 ribu vaksinator. Tiap vaksinator dapat melakukan vaksinasi ke 30 orang setiap harinya, atau ada 930 ribu dosis yang diberikan setiap harinya.
Bila kegiatan vaksinasi berjalan mulus, lanjut dia, jumlah vaksin yang disuntikkan mencapai 141,9 juta suntikan terhadap 70,9 juta orang dalam 167 hari. “Bisa dicapai September tahun ini,” imbuhnya.
Hasil yang lebih cepat bisa dicapai apabila pemerintah mendapatkan tambahan vaksin Pfizer, AstraZaneca dan Novavak yang mempunyai efikasi lebih tinggi. Penambahan jumlah vaksinator dengan kapasitas yang meningkat, diiringi dengan persediaan cold chain juga menjadi faktor pendukung berikutnya.
Suharso mengingatkan, hitung-hitungan ini merupakan estimasi untuk mencapai wabah Covid-19 yang terkendali. Kondisi ini berbeda dengan herd immunity atau kekebalan populasi, di mana suatu populasi dapat terlindungi dari virus tertentu, bila suatu ambang cakupan imunisasi tertentu tercapai.
“Proyeksi ini hanya untuk pengendalian penularan Covid-19 bukan dalam pencapaian herd immunity,” terangnya.
Herd Immunity sendiri diperkirakan baru akan tercapai pada tahun depan. Untuk mencapai herd immunity, 70 persen dari penduduk Indonesia harus menerima vaksin. Target tersebut setara dengan 181,5 juta orang.
“Ini akan tercapai herd immunity 15 bulan sejak Januari 2021. Jadi Maret 2022 bisa tercapai,” ujar Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas/ Kementerian PPN Subandi Sardjoko, dalam acara yang sama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq