Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terhadap Target EBT Nasional, B30 Berkontribusi Lebih dari 30%

Terhadap Target EBT Nasional, B30 Berkontribusi Lebih dari 30% Petugas menunjukkan sampel bahan bakar B30 saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di halaman Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). Uji jalan kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 30 persen pada bahan bakar solar atau B30 dengan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer tersebut bertujuan untuk mempromosikan kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar itu tidak akan meyebabkan performa dan akselerasi kendaraan turun. | Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada tahun 2025 mendatang, pemerintah Indonesia menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen.

Namun, hingga tahun 2020, capaiannya baru mencapai 11,5 persen atau setengahnya. Salah satu upaya pemerintah dalam mendorong target bauran EBT tersebut yakni melalui mandatori biodiesel berbasis minyak sawit, yang mana saat ini sudah mencapai biodiesel B30. Sepanjang tahun 2020, biodiesel berkontribusi sebesar 35 persen terhadap EBT nasional. 

Baca Juga: MP Tumanggor: Saat Ini, B30 Cukup Memadai, Jangan Buru-buru!

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andriah Feby Misna.

"Peran dari biodiesel kurang lebih 35 persen dari capaian tersebut (bauran EBT 11,5 persen di 2020), itu berasal dari biodiesel. Dengan meningkatkan blending (pencampuran), diharapkan peran biodiesel bisa terus meningkat dalam pencapaian EBT," ungkapnya dalam webinar tentang energi baru terbarukan Pertamina, Rabu (17/02/2021).

Lebih lanjut Feby mengatakan, realisasi penyerapan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang dicampurkan ke dalam solar sebesar 30 persen atau (B30) pada 2020 mencapai sebesar 8,4 juta kiloliter.

Pemanfaatan biodiesel selama 2020 ini juga telah berdampak pada penghematan devisa sebesar US$2,64 miliar (atau setara dengan Rp38,04 triliun). Selain itu, nilai tambah dari minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) juga meningkat senilai Rp10,36 triliun. Tidak hanya berhenti pada B30, pencampuran biodiesel juga terus ditingkatkan hingga mencapai green energy (100 persen minyak nabati). 

Terkait hal ini, kata Feby, pihaknya akan memperhatikan kualitas ketika persentase pencampuran biodiesel tersebut ditingkatkan, sehingga bahan bakar yang digunakan bisa cocok dengan mesin yang digunakan. Selain itu, kualitas infrastruktur berupa tangki penyimpanan juga diupayakan terus diperbaiki seiring dengan peningkatan persentase pencampuran biodiesel.

“Kita melakukan perbaikan dari spec biofuel-nya itu sendiri. Untuk pencampuran B30, ada beberapa parameter yang kemudian kita perketat," ujar Feby.

Adapun insentif atau subsidi biodiesel pada 2020 lalu mencapai sebesar Rp28 triliun. "Hal ini dikarenakan harga dari bahan bakar minyak (BBM) yang rendah di tahun 2020, sehingga selisih Harga Indeks Pasar (HIP) dari biodiesel dan solar cukup tinggi," jelasnya.

Feby mengatakan biodiesel akan dikembangkan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: