Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satelligence dan Sinar Mas Agribusiness & Food Jalin Kemitraan untuk Industri Minyak Kelapa Sawit

Satelligence dan Sinar Mas Agribusiness & Food Jalin Kemitraan untuk Industri Minyak Kelapa Sawit Kendaraan melintas di kawasan perkebunan kelapa sawit PTPN VI, Sariak, Pasaman Barat, Sumatra Barat, Sabtu (1/12/2018). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, sektor kelapa sawit menghadapi penurunan harga crued palm oil (CPO) sebesar 24 persen, dari 636 dolar AS per ton menjadi 485 dolar AS per ton hingga akhir Oktober 2018. | Kredit Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan agroteknologi Satelligence menjalin kemitraan dengan Sinar Mas Agribusiness and Food (SMART) setelah melalui masa percobaan selama tiga bulan.

Kerja sama tersebut dibangun dalam rangka pemantauan risiko deforestasi secara hampir real-time di seluruh area konsesi dan rantai pasok minyak kelapa sawit SMART, yang meliputi seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Dukung Sawit, Guru Besar IPB: Minyak Sawit Kaya Gizi untuk Masyarakat

Berdasarkan pengalaman terdahulu terkait pemantauan satelit terhadap perkebunan dan sebagian rantai pasoknya, Perusahaan memilih untuk mengonsolidasikan pemantauan pada satu sistem guna memberikan gambaran menyeluruh tentang dampak rantai pasok.

Satelligence mengumpulkan informasi dari data aset rantai pasok, pemantauan satelit, dan sumber daya manusia dalam pemantauan risiko di lapangan.

Sebagai perusahaan agrobisnis minyak kelapa sawit terpadu dan terkemuka, SMART telah berada di posisi terdepan dalam transformasi keberlanjutan yang tengah berlangsung di sektor ini.

Upaya tersebut dikukuhkan melalui Kebijakan Sosial dan Lingkungan GAR (KSLG) yang memandu upaya mewujudkan keberlanjutan serta melaksanakan panduan dalam berkolaborasi dengan pemasok, petani kelapa sawit, dan pihak terkait lain untuk mewujudkan visi industri kelapa sawit yang berkelanjutan.

Permintaan terhadap minyak kelapa sawit berkelanjutan telah menghadirkan transformasi rantai pasok. Di Indonesia, deforestasi yang terkait bisnis kelapa sawit terus mengalami penurunan sejak 2012 berkat kebijakan konservasi pemerintah dan komitmen swasta terhadap pemberantasan deforestasi.

Walaupun demikian, rantai pasok kelapa sawit sangat panjang dan rumit, serta melibatkan banyak petani dan perusahaan kecil. Teknologi satelit membantu pelaku industri memantau dan melaksanakan komitmen antideforestasi masing-masing.

Tony Kettinger, Chief Operating Officer Sinar Mas Agribusiness and Food, menjelaskan upaya pemasok dalam mewujudkan komitmen konservasi telah membawa hasil, dengan berkurangnya deforestasi yang terkait industri kelapa sawit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: