Dorong Pariwisata, Uni Eropa Ngide Ciptakan Kartu Vaksinasi Covid-19
Negara-negara Uni Eropa yang mengandalkan pendapatan dari turisme musim panas mendorong diterbitkannya sertifikasi atau kartu bagi mereka yang telah menerima suntikan vaksin virus corona SARS-CoV-2. Pemberian sertifikasi ini diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor yang babak belur selama pandemi.
Ide kartu vaksinasi ini menyusul kebijakan Israel memberikan kartu hijau kepada warganya yang telah divaksinasi atau telah sembuh dari Covid-19 untuk mengunjungi konser musik. Kartu ini berlaku selama enam bulan sejak menerima vaksinasi penuh.
Baca Juga: Alhamdulillah, Uni Eropa Sumbang USD47,4 Juta buat Rakyat Rohingya
Menjelang datangnya musim panas tahun ini, sejumlah negara seperti Yunani, Portugal dan Spanyol juga menindikasikan lampu hijau bagi pemberian sertifikasi untuk perlahan memulai kehidupan publik. Namun negara seperti Jerman dan Prancis terlihat enggan karena masih banyaknya pertanyaan yang perlu dijawab.
Diskusi tersebut mengemuka dalam konferensi video antara para pemimpin Uni Eropa pada Kamis (25/2/2021). Dalam konferensi tersebut, negara-negara yang bergantung pada sektor pariwisata terus menekan untuk melonggarkan larangan perjalanan pada liburan musim panas mendatang.
Yunani dan Spanyol mendesak adopsi cepat sertifikat vaksinasi corona di seluruh Uni Eropa bagi para pelancong. Kanselir Austria Sebastian Kurz juga mendukung gagasan ini dan mengatakan bahwa sertifikasi dapat membantu sektor-sektor yang terpukul oleh pandemi seperti seni, olahraga, dan gastronomi.
Para pejabat yang berwenang juga mengatakan bahwa UE saat ini tengah bekerja sama dengan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Asosiasi Transportasi Udara Internasional untuk mengkaji kemungkinan menghidupkan kembali perjalanan udara.
Seberapa efektif Kartu Vaksinasi Covid-19?
Beberapa pejabat dan diplomat Uni Eropa memperingatkan bahwa meskipun mereka mendukung catatan vaksinasi yang dapat diverifikasi, saat ini masih terlalu dini untuk menggunakan 'paspor vaksin' untuk memungkinkan perjalanan yang lebih mudah.
"Kita masih belum mendapat masukan dari otoritas kesehatan (tentang) apa yang mampu atau tidak dilakukan oleh sebuah vaksin: Apakah Anda masih dapat menulari orang lain setelah divaksinasi? Saya tidak tahu," ujar kata seorang diplomat senior Uni Eropa kepada wartawan.
"Bagaimana dengan mereka yang belum divaksinasi? Prosedur apa yang harus mereka jalani untuk bisa masuk ke suatu negara? Saya kira ini masih dalam pembahasan," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: