Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Sawit Sehatkan Neraca Perdagangan Nasional

Industri Sawit Sehatkan Neraca Perdagangan Nasional Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri perkebunan kelapa sawit terbukti telah berkontribusi untuk membantu pemerintah dalam menuntaskan kemiskinan dan mendongkrak pertumbuhan perekonomian nasional.

Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI Monitor), Tungkot Sipayung mengatakan, hal tersebut dibuktikan dengan nilai ekspor minyak sawit tahun 2020 terhadap devisi negara yakni sebesar US$23 miliar (atau setara dengan Rp351,5 triliun).

Baca Juga: Stafsus Wapres: Program Santripreneur Sawit Berpotensi Kurangi Kemiskinan

Tidak hanya itu, sepanjang tahun 2021 ini, produksi minyak sawit diperkirakan meningkat dari 51 juta ton menjadi 56 juta ton. Kondisi ini juga diikuti oleh peningkatan volume ekspor.

“Harga sekarang ini lagi bagus-bagusnya, diatas US$900 per ton, bahkan harganya mencapai US$1.100 per ton,” ujar Tungkot.

Jika melihat hal tersebut, keberadaan sawit di Indonesia layak dinobatkan sebagai penopang perekonomian masyarakat di masa pandemi.

“Semua diuntungkan dengan banyaknya uang di perkebunan, banyak penjual pakaian khususnya batik bisa berjualan dan banyak dibeli di sana. Tak hanya itu penjual makanan juga hidup karena banyak dibeli mereka para petani,” katanya.

Senada dengan hal ini, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman mengatakan, perkebunan kelapa sawit tersebar di 190 kabupaten di Indonesia dan telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah sentra.

“Berdasarkan perhitungan statistik peningkatan produksi CPO sebagai produk utama kelapa sawit berpengaruh positif dan signifikan terhadap perekonomian di daerah daerah sentra perkebunan kelapa sawit,” ujar Eddy.

Sawit sebagai komoditas yang paling produktif menyumbang 42 persen dari total suplai minyak nabati dunia, pertumbuhan permintaan minyak nabati dunia meningkat 8,5 juta metrik ton setiap tahun.  Meski di hantam badai pandemi tetapi industri sawit masih memperlihatkan kinerja ekspor yang baik.

“Ketahanan industri sawit Indonesia terhadap krisis ekonomi yang terjadi saat ini terbukti. Petani terjamin kesejahteraannya di tengah kelesuan ekonomi di mana operasional di perkebunan sawit tetap berjalan normal dengan protokol kesehatan ketat,” kata Eddy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: