Antonio Gutteres Kutuk Perilaku Militer Myanmar: Hormati Keinginan Penuh Rakyat
Demonstrasi berdarah terjadi di Myanmar pada Minggu (28/2/2021) kemarin. Aksi yang dinyatakan paling berdarah itu terjadi di sejumlah kota di Myanmar yang menolak kudeta militer. Tercatat sebanyak 18 Demonstran tewas ditembak Polisi.
Dikutip dari Channel News Asia, pada Senin (1/3/2021), Juru Bicara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Stephane Dujarric mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutterres mengutuk tindakan keras di Myanmar yang menyebabkan kematian demonstran.
Baca Juga: Tegas, Indonesia Berani Desak Aparat Myanmar Stop Kekerasan pada Demonstran
Selain itu, PPB juga mengecam dan tidak dapat menerima semua penggunaan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa damai dan penangkapan sewenang-wenang para aktivis yang dilakukan oleh militer Myanmar.
"Sekretaris Jenderal mendesak masyarakat internasional untuk berkumpul dan mengirimkan sinyal yang jelas kepada militer Myanmar bahwa mereka harus menghormati keinginan rakyat Myanmar seperti yang diungkapkan melalui pemilihan dan hentikan penindasan," kata Dujarric dalam keterangannya.
Sebelumnya, diketahui dari televisi MRTV yang dikelola pemerintah junta militer mengatakan lebih dari 470 orang telah ditangkap pada Sabtu-Minggu kemarin ketika polisi melancarkan tindakan keras nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: