Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demi Maju di 2024, Trump Siap Bangun Kendaraan Politik Baru?

Demi Maju di 2024, Trump Siap Bangun Kendaraan Politik Baru? Kredit Foto: Antara/REUTERS/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Washington -

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan tidak memiliki rencana untuk membentuk partai politik baru. Namun, sebagai gantinya dia berjanji untuk menyatukan Partai Republik yang telah terpecah setelah para pendukungnya menyerbu Gedung Capitol AS.

Dalam pidato besar pertamanya sejak dia meninggalkan Gedung Putih bulan lalu, Trump mengatakan Partai Republik akan bersatu dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Baca Juga: Menlu AS Era Trump Bilang Banyak Rakyat Saudi Ingin Damai dengan Israel

“Saya tidak membuat partai baru. Itu berita bohong,” kata Trump kepada massa di Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC), dikutip dari Al Jazeera, Senin (1/3/2021).

Dia menyatakan, Partai Republik akan bersatu dan kuat tidak seperti sebelumnya. Partainya dia sebut akan menyelamatkan dan memperkuat AS dan melawan serangan radikalisme, sosialisme. Semua itu ia sebut mengarah pada komunisme.

Trump pada kesempatan itu kembali mengulangi klaim salahnya dengan menyebut pemilihan presiden November 'dicuri' darinya. Dia juga mengisyaratkan akan adanya kemungkinan pencalonan presiden berikutnya

"Mereka baru saja kehilangan Gedung Putih," kata Trump. "Tapi siapa tahu, siapa tahu, saya bahkan mungkin memutuskan untuk mengalahkan mereka untuk ketiga kalinya," sambung dia.

Para pendukung Trump mendominasi konferensi yang diadakan di Florida itu. Sebagai pertemuan tahunan Partai Republik dan konservatif terbesar di negara itu, CPAC biasanya menunjukkan arah Partai Republik dan para pendukungnya.

Jika pada pertemuan sebelumnya kegiatan itu menjadi forum untuk debat antara koalisi konservatif AS yang luas, peserta pertemuan tahun ini mengabdikan akhir pekannya untuk mengungkapkan komitmen mereka kepada Trump. Mereka juga menegaskan dominasi Trump yang berkelanjutan terhadap partai.

Perpecahan yang dalam telah muncul di dalam Partai Republik setelah terjadinya pemberontakan Capitol pada 6 Januari lalu.

Selain itu, penyebab lainnya ialah klaim palsu yang dikeluarkan Trump dan pendukungnya bahwa pemilihan tersebut dirusak oleh penipuan pemilih yang meluas secara berpekan-pekan.

Trump sempat dimakzulkan di Dewan Perwakilan Rakyat AS karena "menghasut pemberontakan" sehubungan dengan kerusuhan tersebut. Namun kemudian dia dibebaskan di Senat AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: