Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ironi! Ada 690 Juta Orang Kelaparan, tapi Sampah Makanan yang Dibuang Tembus 900 Juta Ton

Ironi! Ada 690 Juta Orang Kelaparan, tapi Sampah Makanan yang Dibuang Tembus 900 Juta Ton Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki

Ada kesenjangan dalam temuan yang dapat mengungkapkan bagaimana skala masalah bervariasi di negara berpenghasilan rendah dan tinggi. Laporan tersebut, misalnya, tidak dapat membedakan antara limbah "tidak disengaja" dan "sukarela".

"Kami belum melihat lebih dalam masalah ini tetapi di negara-negara berpenghasilan rendah, rantai dingin tidak sepenuhnya terjamin karena kurangnya akses ke energi," kata Martina Otto dari Unep.

Data untuk membedakan antara sisa makanan yang dapat dimakan dan bagian yang tidak dapat dimakan - seperti tulang dan cangkang - hanya tersedia untuk negara-negara berpenghasilan tinggi. Otto mengatakan negara-negara berpenghasilan rendah cenderung membuang-buang makanan yang jauh lebih sedikit.

Namun dia menjelaskan hasil akhirnya adalah bahwa dunia "hanya membuang semua sumber daya yang digunakan untuk membuat makanan itu".

Menjelang KTT iklim dan keanekaragaman hayati global akhir tahun ini, Direktur Eksekutif Unep Inger Andersen mendorong negara-negara untuk berkomitmen memerangi limbah - menguranginya hingga setengahnya pada tahun 2030.

"Jika kita ingin serius menangani perubahan iklim, hilangnya alam dan keanekaragaman hayati, serta polusi dan limbah, bisnis, pemerintah, dan warga di seluruh dunia harus melakukan bagian mereka untuk mengurangi limbah makanan," katanya.

Andersen menunjukkan jika menangani limbah akan mengurangi emisi gas rumah kaca, memperlambat kerusakan alam melalui konversi lahan dan polusi, meningkatkan ketersediaan makanan dan dengan demikian mengurangi kelaparan dan menghemat uang pada saat resesi global.

Menurut penelitian Wrap Di Inggris, rata-rata rumah tangga dapat menghemat 700 poundsterling (Rp14 juta) per tahun, dengan hanya membeli makanan yang mereka makan.

Penguncian Covid-19 tampaknya memiliki efek mengejutkan dengan mengungkapkan secara tepat bagaimana hal itu dapat diperbaiki.

Berdasarkan penelitian Wrap, perencanaan, penyimpanan yang hati-hati, dan proses memasak selama penguncian mengurangi tingkat limbah makanan yang dilaporkan sebanyak 22% dibandingkan dengan 2019.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: