Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Stablecoin?

Apa Itu Stablecoin? Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic

Cara Kerja Stablecoin

Ada tiga cara kerja utama stablecoin yang tersedia untuk pengguna, yang semuanya mematok unit mereka dengan cara yang berbeda.

Didukung Oleh Fiat

Ini adalah bentuk paling umum dari stablecoin di pasar, terdiri dari aset kripto yang secara langsung didukung oleh mata uang yang dikeluarkan pemerintah (atau komoditas seperti emas) dengan rasio tetap 1: 1. Nilainya didasarkan pada nilai mata uang pendukung.

Dalam pengaturan ini, penerbit atau bank sentral memegang sejumlah mata uang fiat sebagai cadangan dan mengeluarkan sejumlah token yang proporsional. Persyaratan utamanya adalah bahwa jumlah mata uang pendukung mencerminkan suplai stablecoin yang beredar. Misalnya, penerbit yang memegang 100 ribu dollar AS akan sama dengan 100 ribu token dengan nilai masing-masing sebesar 1 dollar AS, yang dapat diperdagangkan secara bebas antar pengguna.

Meskipun mereka terdaftar di badan pengatur keuangan negara, sifat off-chain dari sistem - yaitu hanya lembaga keuangan penerbit yang memiliki pengawasan penuh atas setoran uang fiat - memerlukan tingkat kepercayaan tertentu. Tidak ada cara bagi pengguna untuk memastikan apakah penerbit benar-benar menyimpan dana tersebut sebagai cadangan, sehingga stabilitas harga stablecoin bergantung pada kepercayaan mereka pada penerbit.

Didukung Oleh Crypto

Dalam hal ini, stablecoin diterbitkan dengan cryptocurrency sebagai bentuk jaminan alih-alih didukung oleh mata uang fiat. Ide utamanya di sini adalah untuk memasukkannya ke dalam kelompok cryptos atau portofolio cryptocurrency. Karena semuanya dilakukan secara digital di blockchain, sistemnya bergantung pada penggunaan kontrak pintar untuk menangani penerbitan unit, memastikan tata kelola, serta membangun kepercayaan.

Ini menciptakan ekosistem terdesentralisasi yang diatur oleh pengguna sendiri, sebagai lawan dari satu penerbit atau badan pengatur pihak ketiga yang mendikte kebijakan moneter. Pengguna harus percaya bahwa semua peserta jaringan akan bertindak demi kepentingan terbaik grup secara keseluruhan, yang merupakan salah satu daya tarik utama cryptocurrency secara umum.

Untuk memperoleh stablecoin yang didukung crypto, pengguna perlu mengunci cryptocurrency mereka ke dalam kontrak, yang kemudian dapat mengeluarkan token. Stablecoin kemudian harus dibayar kembali ke dalam kontrak yang sama sebelum agunannya dapat dikembalikan, dengan stabilitas harga dicapai melalui berbagai instrumen dan insentif tambahan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: