Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Stablecoin?

Apa Itu Stablecoin? Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Jakarta -

Cryptocurrency saat ini sedang mengalami periode pertumbuhan yang sangat pesat. Penelitian dari Cambridge Center for Alternative Finance menunjukkan bahwa jumlah pengguna kripto global telah meningkat dari 35 juta pada tahun 2018 menjadi 101 juta pada tahun 2020.

Stablecoin hanya membentuk satu bagian dari ekosistem yang sedang berkembang ini, tetapi pengaruh dan penggunaan mereka berkembang pesat. Mereka sekarang didukung oleh lebih banyak penyedia layanan cryptocurrency, dengan kapitalisasi pasar di bawah 25 miliar dollar AS.

Baca Juga: Apa Itu Central Bank Digital Currencies (CBDC)?

Aset-aset ini pertama kali dikeluarkan oleh perusahaan fintech dan pengusaha cryptocurrency, tetapi semakin banyak lembaga keuangan sekarang juga ikut serta. Perusahaan tersebut mencangkup JPMorgan Chase, yang baru-baru ini meluncurkan stablecoinnya sendiri, bank sentral Tiongkok, dan perusahaan teknologi seperti Facebook.

Tetapi meskipun mereka semakin terkenal, stablecoin tetap menjadi misteri bagi banyak orang. Jadi, apa sebenarnya stablecoin itu dan peran apa yang harus mereka mainkan di masa depan lanskap cryptocurrency? Simak selengkapnya di artikel berikut.

Mari Mengenal Stablecoin, Sebuah Mata Uang Kripto

Stablecoin adalah kelas baru cryptocurrency yang mencoba menawarkan stabilitas harga dan didukung oleh berbagai aset cadangan. Stablecoin telah mendapatkan daya tarik saat mereka mencoba menawarkan yang terbaik dari kedua dunia, yaitu dengan privasi pembayaran cryptocurrency, serta penilaian stabil yang bebas volatilitas dari mata uang fiat.

Cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum menawarkan sejumlah manfaat, dan salah satu yang paling mendasar adalah tidak membutuhkan kepercayaan pada lembaga perantara untuk mengirim pembayaran, yang mengizinkan penggunaannya kepada siapa pun di seluruh dunia. Tetapi satu kelemahan utama adalah bahwa harga cryptocurrency tidak dapat diprediksi dan memiliki kecenderungan untuk berfluktuasi. Ini membuat mereka sulit untuk digunakan orang biasa. Umumnya, orang berharap dapat mengetahui berapa nilai uang mereka seminggu dari sekarang, baik untuk keamanan dan mata pencaharian mereka.

Ketidakpastian Cryptocurrency berbeda dengan harga uang fiat yang umumnya stabil, seperti dollar AS, atau aset lainnya, seperti emas. Nilai mata uang seperti dollar AS memang berubah secara bertahap dari waktu ke waktu, tetapi perubahan yang lebih drastis dapat terjadi pada cryptocurrency, dimana nilainya naik turun secara teratur.

Stablecoin bernilai lebih dari 10 miliar dollar AS atau sekitar 143 triliun rupiah pada bulan Mei 2020. Di negara-negara seperti Brasil, banyak orang yang beralih ke stablecoin sebagai alternatif mata uang nasional mereka dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu. Sementara itu, di Hong Kong, beberapa orang menggunakan stablecoin untuk menghindari sensor internet baru dalam iklim politik yang sedang kacau balau.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: