Kisah Perusahaan Raksasa: Besar di Tangan Mahasiswa Harvard, Facebook Kini Bernilai USD768 M
Lebih jauh, di Eropa, diputuskan bahwa Facebook melanggar hukum dengan melacak orang di internet, dan secara khusus tidak cukup terbuka tentang hal itu. Sementara itu, Gizmodo menyuarakan keprihatinannya tentang Onavo, VPN yang memungkinkan pengguna menjelajah web tanpa penyedia. Salah satu kontroversi lain dari Facebook.
Kemudian, pada Maret 2018, segalanya berubah tajam dan negatif bagi Zuckerberg dan Facebook. The New York Times dan The Guardian melaporkan bahwa data pada puluhan juta pengguna Facebook (hingga 87 juta di antaranya) telah diambil melalui aplikasi bernama "This Is Your Digital Life".
Tiba-tiba semua mata tertuju pada Facebook dan Cambridge Analytica, dan orang-orang tidak senang. Ada seruan untuk meningkatkan peraturan seputar data pribadi, sementara banyak yang menyelidiki cara menghapus diri mereka sendiri dari Facebook.
Pada gilirannya, pencarian di sekitar "hapus facebook" menunjukkan betapa khawatirnya orang-orang. Skandal itu akan sangat mempengaruhi citra Facebook, dengan kerugian hampir 50 miliar dolar kapitalisasi pasar sejak skandal data tersebut.
Terlepas dari itu semua, Facebook terus berjalan. Facebook melihat 2020 akan menjadi tahun yang sangat menantang. Sebabnya, Zuckerberg dan perusahaannya mencoba memerangi hoaks di tengah pandemi Covid-19.
Selain itu, selaku konglomerat global, Facebook terus mengambil peran lain. Ia menjalankan “tugas” sebagai aktor yang mengawasi individu-individu jahat yang memengaruhi pemilihan presiden Amerika Serikat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: