Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Imunisasi: Semua Jenis Vaksin Efektif Bentuk Antibodi terhadap Covid-19

Pakar Imunisasi: Semua Jenis Vaksin Efektif Bentuk Antibodi terhadap Covid-19 Kredit Foto: Antara/Zabur Karuru
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lebih dari 1,1 juta dosis vaksin Oxford-AstraZeneca telah tiba di Indonesia pada awal pekani ni. Vaksin AstraZeneca yang telah tiba ini merupakan bantuan internasional melalui skema Fasilitas COVAX. Hingga Mei 2021 nanti, Indonesia akan menerima total 11.704.800 dosis vaksin AstraZeneca melalui Fasilitas COVAX.

COVAX adalah sebuah inisiatif global untuk memberikan akses setara bagi seluruh masyarakat di dunia mendapatkan vaksin Covid-19. COVAX dipimpin Global Aliance for Vaccines and Immunization (GAVI), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).

Baca Juga: Di Ambang Kedaluwarsa, Kemenkes Genjot Proses Vaksinasi

Terkait dengan kehadiran vaksin dari AstraZeneca ini, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, pakar imunisasi mengatakan, "AstraZeneca yang kita dapatkan sekarang ini bukan yang kita beli langsung ke pabriknya. Jadi, ini adalah pembagian dari aliansi di tingkat dunia, COVAX."

Selain lewat COVAX, Indonesia juga membeli vaksin AstraZeneca secara langsung-sama ketika membeli Sinovac langsung ke Cina. Namun, vaksin AstraZeneca yang dibeli langsung ke perusahaannya belum datang.

"Saat ini, negara-negara yang hendak membeli vaksin itu sedang berebut karena jumlah stok vaksin yang terbatas. Negara-negara yang mengharapkan dari bantuan hanya mendapatkan 20% dari kebutuhan mereka. Masyarakat Indonesia harus bersyukur karena pemerintah kita telah terlebih dahulu mengusahakan pengadaan vaksin, dan telah memulai program vaksinasi sejak Januari 2021," jelas dr. Jane.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA), atau izin penggunaan darurat, untuk vaksin AstraZeneca pada 22 Februari 2021 lalu sehingga sudah aman digunakan di Indonesia. Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengeluarkan Emergency Use Listing (EUL) untuk vaksin dari AstraZeneca.

"Pada prinsipnya, semua vaksin sama efektif. Semua produsen vaksin mengikuti aturan yang sama dan harus lulus uji WHO. Saat ini yang menjadi perhatian utama adalah keterbatasan stok vaksin dari produsennya," ujar dr. Jane.

Menurutnya, hal yang perlu diperhatikan jangan sampai penyebaran vaksin tercampur. "Misalkan, dosis pertama diberikan Sinovac, lalu dosis kedua diberikan merek vaksin yang berbeda. Hal ini yang harus diperhatikan, jangan sampai terjadi. Jadi, ada kemungkinan vaksin AstraZeneca didistribusikan ke daerah tertentu yang belum dikirimkan vaksin Sinovac sehingga tidak tercampur," ujar beliau.

Untuk proses penyimpanan, AstraZeneca membutuhkan penanganan yang sama dengan vaksin Covid-19 sebelumnya yang telah digunakan, yaitu dengan menggunakan kulkas dan dapat disimpan pada suhu 2-18 derajat celcius. "Cara menyuntiknya juga sama, intramuscular dengan sudut 90 derajat, sama persis. Para vaksinator sudah siap menggunakan vaksin ini, tidak perlu ada pelatihan khusus untuk AstraZeneca. Cukup dengan sosialisasi internal di kalangan vaksinator sebelum pelaksanaan vaksinasi," jelas dr.Jane.

Dokter Jane menjelaskan, memang masih ada beberapa hambatan yang terjadi di lapangan sehingga menyebabkan lambatnya serapan program pelaksanaan vaksinasi yang sedang berlangsung. "Terutama terkait dengan pelaksanaan screening sebelum vaksinasi. Masih banyak masyarakat yang gagal divaksinasi karena tidak lolos screening sehingga penyerapan vaksinasi masih rendah. Sementara, kita berkejaran dengan waktu di mana virus masih terus menyebar dan pandemi belum berakhir," katanya.

Dokter Jane optimis bahwa Indonesia bisa segera bisa menyelesaikan program vaksinasi ini. "Indonesia pernah punya pengalaman melakukan program vaksinasi campak untuk 60 juta anak Indonesia dalam waktu 1 bulan. Jadi, kita mampu melaksanakan vaksinasi dengan cepat, selagi vaksinnya tersedia," ucapnya.

Di akhir pertemuan, dr. Jane mengingatkan bahwa pada prinsipnya semua vaksin Covid-19 yang beredar di dunia sama. "Semuanya efektif membentuk antibodi terhadap virus, dan terbukti efektif juga dengan semua varian virus Covid-19. Jika memiliki penyakit penyerta, usahakan agar tetap terkontrol agar saat divaksinasi efektif antibodi terbentuk. Sayang vaksinnya dibeli mahal jika tidak efektif karena tubuh kita sedang sakit," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: