Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kok Lebih Baik Trump? Hubungan Turki dan AS di Bawah Biden Terus Memburuk

Kok Lebih Baik Trump? Hubungan Turki dan AS di Bawah Biden Terus Memburuk Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Ankara -

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah mengurangi retorika anti-Barat dan anti-Amerika Serikat (AS) dalam upaya untuk mengatur ulang hubungan yang sulit dengan sekutu NATO. Hanya saja, Presiden AS, Joe Biden, masih bersikap keras kepadanya akibat serangkaian perselisihan.

Turki sekarang mencari investasi asing untuk menyelamatkan ekonominya yang bermasalah. Erdogan telah menjangkau AS, negara-negara Eropa, dan bekas sekutu lainnya dalam upaya untuk menambal hubungan yang bermasalah dan mengakhiri isolasi internasionalnya.

Baca Juga: Ancaman AS Gak Mempan, Turki Tetap Borong Rudal S-400 Rusia

Tapi, hampir dua bulan masa jabatan, Biden masih belum menelepon Erdogan, yang oleh sebagian orang Turki dianggap sebagai tanda yang mengkhawatirkan. Sebaliknya, mantan Presiden Donald Trump dan Erdogan justru berbicara hanya beberapa hari setelah pemilu 2016.

Hubungan antara Ankara dan Washington terus memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena perbedaan di Suriah dan kerja sama Turki dengan Rusia. Kondisi tersebut semakin tidak harmonis akibat intervensi angkatan laut Turki di Mediterania timur, yang oleh pejabat AS digambarkan sebagai destabilisasi.

Terlepas dari ketegangan, banyak orang di dalam pemerintahan Erdogan berharap untuk empat tahun lagi pemerintahan yang dipimpin oleh Trump. Kondisi ini karena Trump memiliki hubungan pribadi dengan Erdogan dan tidak memberinya ceramah tentang catatan hak asasi manusia Turki.

Biden memicu kemarahan dari para pejabat Turki setelah wawancara dengan New York Times. Dalam kesempatan itu, dia berbicara tentang mendukung oposisi Turki terhadap otokrat Erdogan.

Tapi, Gedung Putih menolak anggapan Biden memberi jarak terhadap Erdogan. Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan pekan lalu bahwa ada banyak pemimpin dunia yang masih belum berbicara dengan Biden dan akan memanggil Erdogan pada suatu saat.

Biden pun telah berbicara tentang memulihkan aliansi internasional dan hubungan tradisional serta memperkuat NATO. Dia akan memiliki minat dalam membangun kembali hubungan dan mencoba menarik Turki menjauh dari pengaruh Rusia.

Hanya saja, analis menilai akan sangat sulit untuk mengatur ulang hubungan,  mengingat berbagai banyak masalah kedua negara tidak sepakat. Salah satu yang disoroti, pemerintahan Biden diharapkan lebih menekankan pada demokrasi dan hak asasi manusia daripada yang dilakukan Trump.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: