Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: ArcelorMittal, Produsen Baja Terbesar Dunia yang Usianya Seumur Jagung

Kisah Perusahaan Raksasa: ArcelorMittal, Produsen Baja Terbesar Dunia yang Usianya Seumur Jagung Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

ArcelorMittal SA adalah manufaktur multinasional asal Luksemburg yang memproduksi metal baja. Perusahaan yang bermarkas pusat di Luxembourg City ini adalah salah satu korporasi raksasa urutan ke-146, menurut Fortune Global 500 tahun 2020. 

Menurut catatan keuangannya, ArcelorMittal cukup terpuruk di tahun 2020. Total pendapatannya hanya 70,61 miliar dolar AS, dengan penurunan yang terjadi sebesar 7,1 persen. 

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Sinopharm, Produsen Vaksin China yang Tengah Naik Daun karena Covid-19

Yang lebih parah, produsen baja raksasa itu mengalami kerugian cukup besar. Perubahan laba yang diperolehnya minus 147,7 persen. Dengan begitu, ia meraup kerugian sebesar -2,45 miliar dolar.

Segmen lainnya, seperti aset dan total ekuitas pemegang sahamnya masing-masing bernilai 87,90 miliar dolar dan 38,52 miliar dolar. Dengan demikian, jika merujuk pada rasio keuntungan terhadap beberapa aspek adalah sebagai berikut. Pertama, persentasi laba terhadap pendapatan minus 3,5 persen, terhadap aset minus 2,8 persen, dan terhadap ekuitasnya minus 6,4 persen.

ArcelorMittal merupakan satu dari sekian perusahaan yang berumur muda. Meski usianya belum tua, namun perjalanannya cukup fantastis dalam catatan Fortune. 

Lantas, seperti apa perjalanannya? Warta Ekonomi pada Selasa (16/3/2021) akan mengulasnya secara ringkas dalam artikel berikut ini.

Arcelor

Konglomerat asal Luksemburg, ArceloMittal lahir pada dekade Milenial atau 2000-an. Namun akarnya bisa ditarik ke belakang ketika Acieries Reunies de Burbach-Eich-Dudelange atau Arbed SA, yang berdiri pada 1911. Arbed terlibat dalam setiap langkah produksi dan pemrosesan baja, mulai dari ekstraksi batubara dan bijih besi, hingga fabrikasi produk baja yang sangat terspesialisasi.

Lebih jauh, pada akhir 1970-an Arbed adalah satu-satunya pembuat baja yang tersisa di Luksemburg, dengan pemerintah memegang sekitar sepertiga dari kepemilikannya.

Pada tahun 1980 ia mengadakan usaha patungan dengan Bethlehem Steel Corporation, sebuah perusahaan baja AS, untuk memproduksi Galvalume, produk baja lembaran yang dipatenkan oleh Bethlehem, untuk didistribusikan ke Eropa dan luar negeri. 

Pada 1990-an Arbed semakin terlibat dalam perdagangan elektronik. Arbed mengambil alih Maxhütte pada 1992, untuk membentuk Stahlwerk Thüringen. Tiga tahun kemudian, menjadi pemegang saham mayoritas di Klöckner Stahl, sekarang Stahlwerke Bremen. Pada 1997, Arbed menjalin kemitraan strategis dengan Aceralia di Spanyol.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: