Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 akan bergerak ke level positif di posisi 3-4 persen. Pertumbuhan itu bisa lebih besar jika kegiatan mudik Lebaran dibuka.
“Masyarakat sudah ingin mudik, apalagi tahun kemarin mereka tidak mudik. Jadi permintaannya sangat besar,” katanya.
Faisal menilai, dana mengalir ke daerah juga akan meningkat dibandingkan tahun lalu jika mudik tidak dilarang.
Namun, Faisal mengingatkan, dengan dibukanya arus mudik, ada resiko Indonesia kembali menghadapi gelombang penyebaran virus Corona yang tinggi. Jika terjadi, imbasnya akan memukul perekonomian.
Baca Juga: Bangkitkan Pariwisata, 3500 Pelaku Wisata Batam Divaksin Covid-19
Ia mengingatkan, kasus Covid-19 pertama di Wuhan, China, angkanya meningkat pesat setelah mudik Imlek berlangsung. Pergerakan masyarakat dari satu titik ke titik lain ini berpeluang membuat angka penularan kembali tinggi. Hal ini tentu bertentangan dengan upaya pemerintah untuk menangani pandemi dari sisi kesehatan.
“Biar bagaimana pun sekarang kan grafik pandemi sudah turun. Tapi kalau tidak hati-hati, kalau tidak diperketat protokol kesehatannya, ini akan bisa jadi naik lagi,” ujarnya.
Sementara, netizen menyambut baik rencana pemerintah memperbolehkan mudik Lebaran. Meski begitu, tetap ada kekhawatiran penyebaran Covid-19 akan kembali meningkat.
“Saya setuju mudik tidak dilarang. Ekonomi harus bangkit. Masyarakat harus senang dan gembira hatinya setelah Ramadan. Kita tidak pernah tahu ini Lebaran terakhir kita bersama keluarga,” kata akun, @mbahndi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: