Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sakola Bisnis Desa Genjot Potensi Ekonomi Desa Jabar

Sakola Bisnis Desa Genjot Potensi Ekonomi Desa Jabar Kredit Foto: Rahmat Saepulloh

Ke depan, BUMDesa mampu membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. "Harus menciptakan produk yang dibutuhkan pasar, yang akan laku di pasar," imbuhnya

Selain itu, melalui SABISA ini, diharapkan para kepala desa bisa saling mengenal dan bersinergi untuk mengetahui potensi dan kebutuhan masing-masing sehingga, setiap BUMDesa akan saling mendukung, bukan saling bersaing.

"Ada rantai nilainya juga, berperan dari hulu ke hilir. Mana desa berperan di hulu, mana di hilir. Jadi bisa membenahi rantai pasok," ujarnya.

Bambang juga berharap BUMDesa menghasilkan produk yang semua bahannya lokal, berasal dari desa sekitar. "Jangan sampai membuat produk yang bahan-bahannya impor," kata dia.

Selain itu, para lulusan SABISA bisa menjadi model dalam pengelolaan BUMDesa yang baik. "Mereka akan menjadi contoh bagi BUMDesa yang lain, tentang pengelolaan dan model bisnis yang bagus," ujarnya.

Adapun akademisi Universitas Padjajaran Bandung, Dwi Purnomo, mengatakan, keberadaan BUMDesa sangat erat kaitannya dengan kepala desa. "BUMDesa ini kan dibentuknya oleh pemerintah desa," imbuhnya.

Dia menambahkan para aparatur desa ini memiliki pengetahuan yang terbatas tentang tata kelola BUMDesa. Bahkan, banyak kepala desa yang tidak memiliki kepedulian terhadap badan usaha tersebut.

Oleh karena itu, perlu ada pemahaman yang sama antara kepala desa dengan warga khususnya pengelola BUMDesa.

"Jangan sampai warga desanya ingin maju, tapi dari pemerintah desanya enggak ada dukungan," ujarnya. 

Dalam SABISA ini, dia mengaku akan mengajak kepala desa dan pengelola BUMDesa untuk menyusun rencana kerja secara bersama-sama. Melalui cara ini, dia berharap para penentu kebijakan ini bisa mengetahui kontekstual bisnis di masing-masing daerahnya.

Selain itu, mereka pun akan diberi pemahaman tentang menggali potensi di desa, berinovasi, hingga mencari sumber dana.

"Jadi bukan hanya membuat produk yang kemudian dikenalkan, tapi harus ada inovasi. Misalnya, dulu basisnya produk, sekarang di era digital kepala desa dan pengurus BUMDes harus mampu melihat perubahan. Perlu kolaborasi, saat ini kekuatannya di sumber daya manusia yang harus kreatif," pungkasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: