Sejarah Perkembangan Guerrilla Marketing
Periklanan sendiri sudah ada sejak tahun 4000 SM di mana orang Mesir kuno menggunakan papirus untuk membuat pesan penjualan berbentuk poster dinding. Apa yang kita anggap sebagai periklanan dan pemasaran tradisional secara perlahan berkembang selama berabad-abad, tetapi berkembang dengan pesat di awal 1900-an.
Pada saat itulah muncul tujuan utama periklanan, yaitu untuk mendidik konsumen tentang produk atau layanan daripada hanya sekedar menghibur dan melibatkan mereka.
Pada tahun 1960, kampanye periklanan berfokus pada pengeluaran iklan yang besar di berbagai saluran media massa seperti radio dan media cetak.
Baru pada akhir 1980-an dan awal 1990-an televisi kabel mulai menggunakan pesan iklan. Pelopor yang paling berkesan selama ini adalah MTV di mana mereka bisa membuat konsumen untuk mendengarkan pesan iklan daripada menjadi produk sampingan dari acara unggulan.
Pada tahun 1984, seorang pemasar bernama Jay Conrad Levinson memperkenalkan istilah formal dalam bukunya yang berjudul, "Guerrilla Marketing".
Levinson memiliki latar belakang sebagai Senior Vice-President di J. Walter Thompson, Creative Director dan Anggota Dewan di Leo Burnett Advertising. Dalam buku Levinson, dia mengusulkan cara yang unik untuk mendekati dan memerangi bentuk periklanan tradisional. Tujuan pemasaran gerilya adalah menggunakan taktik yang tidak konvensional untuk beriklan dengan anggaran kecil. Saat itu, strategi pemasaran lewat radio, televisi, dan media cetak sedang meningkat, tetapi konsumen semakin Lelah dengan hal itu. Levinson akhirnya menyarankan bahwa kampanye pemasaran harus bisa mengejutkan konsumen, unik, kreatif, dan pintar. Itulah gunanya untuk membuat sebuah buzz atau “kebisingan”.
Bisnis kecil harus mulai mengubah cara berpikir mereka dan melakukan pendekatan pemasaran dengan cara yang baru. Konsep pemasaran gerilya terus berkembang dan tumbuh secara organik.
Strategi Pemasaran Yang Ramah Anggaran
Apa yang benar-benar disukai pemasar tentang pemasaran gerilya adalah sifat biayanya yang cukup rendah. Investasi nyata di sini adalah investasi yang kreatif dan intelektual - namun implementasinya tidak harus mahal. Michael Brenner merangkumnya dengan baik dalam artikelnya tentang "konten gerilya", di mana ia membingkai gaya pemasaran ini dalam konteks yang sama seperti menggunakan kembali konten Anda yang ada, seperti mengambil segmen tertentu dari sebuah laporan, dan mengembangkan setiap segmen menjadi sebuah posting blog. Ini adalah investasi waktu, tetapi bukan uang, itu sendiri.
Di satu sisi, pemasaran gerilya bekerja dengan mengubah tujuan lingkungan audiens Anda saat ini. Evaluasilah, dan cari tahu segmen mana yang dapat digunakan kembali untuk menyertakan merek Anda.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: