Lepaskan Kentang, Petani di Negara Ini Lebih Pilih Tanam Ganja untuk Lanjutkan Hidup
"Saya tidak menjalani kehidupan mewah, tapi, saya bisa memberi makan dan menghidupi keluarga saya," kata Abu Ali.
Seorang petani lain yang meminta dipanggil Mohammad bercerita bahwa ia mulai menanam ganja pada tahun 2018 setelah lebih dari 20 tahun menanam kentang. Dia mengalokasikan lebih dari satu hektar lahan untuk menanam ganja.
Ganja, bahkan ia peroleh sebagai pembayaran yang diberikan tetangganya yang mengambil air dari sumurnya. Mohammad mengaku, tidak berniat untuk kembali sebagai petani kentang.
"Dengan kentang, Anda mendapat untung satu tahun dan rugi selama tiga tahun setelah itu," kata pria berusia 60 tahun itu. "Dengan ganja tidak ada kerugian.Jika bukan karena menanam ganja, kami tidak akan bisa makan."
Menurut laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tahun 2020, Lebanon merupakan produsen ganja terbesar keempat di dunia setelah Maroko, Afghanistan, dan Pakistan. Setidaknya 40.000 hektar lahan ditanami ganja, kata PBB.
April tahun lalu, untuk mendongkrak perekonomian dan meningkatkan pendapatan negara, Parlemen Lebanon telah melegalkan penanaman ganja untuk penggunaan medis. Meskipun demikian, penjualan dan konsumsinya secara resmi dilarang di Lebanon.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto