Kisah Perusahaan Raksasa: Minyak-minyak Equinor Semburkan Pundi-pundi Cuan Miliaran Dolar AS
Hydro memiliki kehadiran yang signifikan dalam industri minyak dan gas hingga Oktober 2007, ketika operasi ini digabungkan dengan Statoil untuk membentuk StatoilHydro.
Perjalanan Hydro dimulai tahun 1965 ketika bergabung dengan Elf Aquitanaine dan enam perusahaan Prancis lainnya membentuk Petronord. Hydro segera menjadi perusahaan besar di industri perminyakan Laut Utara, dan juga menjadi operator sejumlah ladang, yang pertama adalah Oseberg.
Lewat salah satu divisinya, Hydro Oil & Gas, Hydro mengakuisisi pada akhir 1980-an stasiun layanan Mobil di Norwegia, Swedia dan Denmark, mengubah nama mereka menjadi Hydro.
Pada akhir 1980-an, Hydro mengakuisisi stasiun layanan Mobil di Norwegia, Swedia, dan Denmark, mengubah nama mereka menjadi Hydro. Dan di tahun 1995, Hydro menggabungkan stasiunnya di Norwegia dan Denmark dengan Texaco, menciptakan perusahaan patungan HydroTexaco.
Lebih lanjut, proposal merger dengan Statoil diumumkan bulan Desember 2006. Berdasarkan aturan EEA, merger telah disetujui oleh Uni Eropa pada 3 Mei 2007 dan oleh Parlemen Norwegia pada 8 Juni 2007.
Pemerintah Norwegia, pemegang saham terbesar di Statoil dan Norsk Hydro, memegang 62,5 persen perusahaan. Jens Stoltenberg, Perdana Menteri Norwegia berkomentar bahwa dia memandang merger sebagai "awal dari era baru. Kami sedang menciptakan perusahaan energi global dan memperkuat industri minyak dan gas Norwegia".
Merger
Merger pun dilaksanakan. Telah dicatat dalam komunitas analis bahwa proposal akan membuat entitas dengan kekuatan kompetitif yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pesaing Eropa yang jauh lebih besar, termasuk BP, Total, dan Shell, sementara juga meningkatkan kemampuan perusahaan untuk melakukan akuisisi strategis, terutama di Teluk Meksiko.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: