Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Properti Mulai Bangkit, Penjualan Intiland Melesat Hingga 135% di Tiga Bulan Pertama 2021

Pasar Properti Mulai Bangkit, Penjualan Intiland Melesat Hingga 135% di Tiga Bulan Pertama 2021 Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengembang properti PT Intiland Development Tbk (DILD) menilai bahwa di tiga bulan pertama tahun 2021 kondisi pasar properti sudah mulai bergerak positif. Sejumlah insentif dan stimulus kebijakan yang dikucurkan Pemerintah serta sejumlah program promosi yang diluncurkan pengembang properti mulai mampu mendorong masyarakat untuk kembali melakukan pembelian dan investasi di sektor properti.

Seiring dengan dinamika tersebut, Perseroan mencatatkan pendapatan penjualan (marketing sales) kuartal I 2021 sebesar Rp310 miliar. Perolehan tersebut melonjak sebesar 165 persen dibandingkan perolehan kuartal I 2020 sebesar Rp117 miliar.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan sejak akhir tahun 2020, minat beli properti konsumen sudah mulai berangsur-angsur membaik. Perubahan ini terutama terjadi pada penjualan produk perumahan, khususnya di segmen pasar menengah yang mulai kembali bergulir.

“Kami banyak berdiskusi dengan para konsumen dan agen properti, rata-rata sudah mulai optimis dan punya kepercayaan bahwa kondisi akan membaik. Untuk antisipasi perubahan itu, kami menyiapkan program promo spesial dan meluncurkan beberapa produk baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen,” kata Archied, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (29/4/2021).

Baca Juga: Ketua DPRD Sebut Pemanfaatan Izin Lokasi PT BLP dan Agung Intiland Sesuai Aturan

Ditinjau dari lokasinya, menurut Archied, penjualan yang berasal dari pengembangan proyek-proyek di Surabaya tercatat memberikan kontribusi Rp167 miliar atau sekitar 54 persen. Berikutnya berasal dari penjualan proyek-proyek di Jakarta sebesar Rp143 miliar atau 46 persen dari keseluruhan.

Jika dari segmen pengembangannya, kawasan perumahan berhasil memberikan kontribusi marketing sales paling besar yakni Rp222 miliar atau 72 persen dari keseluruhan. Disusul penjualan dari segmen pengembangan kawasan industri sebesar Rp59 miliar atau 19 persen, serta segmen pengembangan mixed-use and high rise sebesar Rp29 miliar atau 9 persen dari keseluruhan.

Archied menjelaskan bahwa penjualan dari segmen perumahan rata-rata mengalami peningkatan dalam tiga bulan pertama tahun ini. Kontribusi terbesar masih berasal dari penjualan unit-unit rumah di perumahan Graha Natura dan Graha Famili Surabaya, Serenia Hills dan South Grove di Jakarta Selatan, serta Talaga Bestari di Tangerang.

“Kami menargetkan marketing sales tahun ini sebesar Rp2 triliun dengan fokus utama berasal dari penjualan segmen perumahan dan high-rise,” kata Archied.

Archied menuturkan Perseroan berharap pasar properti tahun ini akan kembali menggeliat seiring dengan stimulus dan insentif kebijakan yang diluncurkan pemerintah. Tahun ini bisa menjadi titik balik bagi pasar properti serta konsumen untuk melakukan pembelian dan investasi properti.

“Penanganan Covid-19 menjadi motor penggerak ekonomi yang ditunggu oleh pelaku usaha. Di samping itu, kami mengapresiasi stimulus properti dari Pemerintah seperti insentif uang muka maupun relaksasi pajak pertambahan nilai yang cukup holistik dalam mendorong penjualan properti,” kata Archied.

Baca Juga: Tepati Janji pada Konsumen, Intiland Topping Off Apartemen Fifty Seven Promenade

Perseroan menawarkan berbagai kemudahan bagi konsumen untuk melengkapi insentif kebijakan dari Pemerintah tersebut. Program-program promo tersebut seperti program cicilan bertahap tanpa bunga, hingga berbagai bonus untuk pembelian proyek tertentu seperti bonus furnitur, bebas biaya servis atau iuran pengelolahan lingkungan.

Perseroan tahun ini akan lebih fokus pada penjualan inventori atau stok unit di sejumlah proyek perumahan dan apartemen. Namun demikian, Perseroan juga tetap melihat ceruk dan potensi pasar untuk peluncuran proyek-proyek baru dengan mempertimbangkan faktor risiko secara hati-hati.

"Selalu ada peluang dalam industri properti. Kuncinya ada di pengembang yang harus jeli menangkap peluang di setiap sub-sektor yang ada. Kami melihat pasar mulai bergerak dan kami percaya akan berangsur-angsur membaik," kata Archied.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: