Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Cecep Wahyudin, Dokter Hewan yang Jadi Pengusaha Ayam Beromzet Miliaran

Kisah Cecep Wahyudin, Dokter Hewan yang Jadi Pengusaha Ayam Beromzet Miliaran Kredit Foto: YouTube/Coach Yudi Chandra

Cecep juga sempat menulis buku "180". Isi buku tersebut mengajarkan bahwa jika ingin berubah harus totalitas 180 derajat, tidak bisa sedikit-sedikit. Tetapi juga harus bisa menikmati setiap hari, karena apa yang kamu lakukan hari ini adalah takdir. Jadi, nikmati saja takdirmu hari ini.

Cecep bercerita menjadi dokter hewan adalah hal yang tak pernah ia duga. Jurusan kuliah ini menjadi pilihan terakhir yang ia pilih dengan 'isengi'. Tetapi ternyata malah lolos, dan Cecep sempat stress di 4 semester pertama. Setelah itu, Cecep mulai pasrah atas jurusan kuliah ini setelah gagal tes ulang ke berbagai perguruan tinggi. Barulah di semester 5, Cecep memperbaiki nilai-nilainya dan ia akhirnya ia pun lulus kuliah.

Namun, kini Cecep justru berbisnis ayam. Semua bermula saat Cecep bekerja di perusahaan ayam selama 20 bulan. Hal ini karena ia melihat bisnis ayam di Indonesia bisa mencapai Rp600-900 triliun per tahun. Itu pun baru ayam broiler, belum ayam petelur, dll.

Setelah resign dari pekerjaannya di perusahaan ayam, karir bisnis Cecep dimulai dari membuka tenda Pecel Lele yang buka dari jam 4 sore hingga 12 malam. Ia juga berjualan telur keliling. Hingga 2005, ia mulai bisnis ayam hidup dari Cianjur ke Jakarta. Dari awal satu mobil pickup, hingga bisa menjual 5-6 truk ayam hidup dengan omzet Rp100 juta per hari, itu berarti satu bulan Rp3 miliar dan hanya memiliki dua orang staff.

Sayangnya, di tahun 2006 saat omzetnya sudah dua kali lipat dan memiliki 400 ribu ayam, Flu Burung marak di Indonesia sehingga bisnisnya ikut terdampak dan ayamnya pun banyak yang mati sehingga Cecep juga rugi miliaran rupiah. Ditambah lagi, saat itu cuaca ekstrim melanda wilayah peternakan Cecep dan tiga kandangnya roboh karena puting beliung, semua ayamnya 100 persen mati. Setelah itu, semua bibit ayamnya hanyut terbawa banjir. Jadilah Cecep menangis sejadi-jadinya.

Demi bertahan, Cecep pun menjual segala aset tetapi tetap meninggalkan utang Rp1,4 miliar di usia 25 tahun. Saat itu, akhirnya Cecep menjadi penagih utang yang dibayar separuh dari utang tersebut dan bisa mencapai Rp400 juta. Dari penghasilan menagih utang, utang Cecep pun lunas dalam 7 bulan.

Hingga akhirnya di tahun 2010, perusahaan pun semakin membesar dan bermitra dengan perusahaan-perusahaan besar pula.

Setelah itu, Cecep lanjut kuliah S2 di bidang hukum pada tahun 2008 karena melihat bisnis ayam seperti hukum rimba. Namun, setelah lulus, karena Cecep tak bisa menjadi Advokat, Cecep pun kuliah S1 di tahun 2018 agar bisa menjadi menangkap 'kartel' di bidang unggas. Kini, Cecep tengah mempersiapkan diri untuk S3 di bidang hukum tentang unggas. Bahkan, Cecep pernah menagih piutang ke salah satu mafia ayam di Bekasi lantaran dia berutang Rp18 juta.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: