Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Cecep Wahyudin, Dokter Hewan yang Jadi Pengusaha Ayam Beromzet Miliaran

Kisah Cecep Wahyudin, Dokter Hewan yang Jadi Pengusaha Ayam Beromzet Miliaran Kredit Foto: YouTube/Coach Yudi Chandra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Cecep Wahyudin adalah pengusaha yang dikenal sebagai Crazy Rich Cianjur. Cecep hingga saat ini adalah komisaris dari PT QL Trimitra (QLT) yang merupakan perusahaan joint-venture antara QL Resources Bhd Malaysia (QLR) dan Trimitra Group Indonesia (Trimitra). Cecep membagikan kisahnya melalui video YouTube "Kisah Inspirasi | Pacaran Sama Tante Demi Kuliah, Sekarang Crazy Rich".

Cecep juga berbisnis ayam goreng D'Colonel yang menjadi bisnisnya yang ketujuh. D'Colonel memiliki 4 restoran dan 80 mini restoran hanya dalam dua tahun berjalan.

Baca Juga: Masya Allah, Berkat Doa dan Kerja Keras, Dulu Anak Pembantu, Witjaksono Kini Sukses Jadi Pengusaha!

Ayah Cecep dahulu tergolong orang kaya pemilik 'Rumah Makan Ikan Mas' dari tahun 1957 yang tutup pada tahun 1997 karena bangkrut. Sejak tahun 1985, ayahnya sudah fokus di Tabligh Akbar sehingga meninggalkan bisnisnya, meninggalkan dunia untuk fokus pada agama. Hingga akhirnya saat Cecep lulus SMA, keluarganya kembali ke titik nol. Tidak memiliki bisnis apapun, hingga ayahnya meninggal pada tahun 2000an, kondisi keuangan keluarganya pun semakin buruk.

Saat SMA, Cecep fokus sekolah karena kakak-kakaknya tidak ada yang sekolah tinggi. Ia pun lantas melanjutkan pendidikan ke Institut Pertanian Bogor (IPB) jurusan Kedokteran Hewan, tetapi ibunya meminta diundur karena tidak memiliki biaya.

Meski demikian, demi sang anak bisa bersekolah, ibu Cecep pun mencari pinjaman ke tetangga. Setelah itu, Cecep mengajukan beasiswa dan lolos. Cecep pun melanjutkan kuliah sambil mencari penghasilan tambahan, mulai dari pengajar bimbel, jualan fotocopy-an, membuat diktat, dll. Hingga akhirnya lulus S1, Cecep butuh biaya untuk sekolah profesi, sayangnya lagi-lagi tidak ada uang.

Hingga suatu hari, Cecep bertemu dengan seorang wanita yang usianya jauh lebih tua dari dia. Wanita itu membantu Cecep hingga lulus kuliah. Cecep pun mengakui bahwa wanita itu adalah pahlawan ia sampai lulus kuliah. Namun sayangnya setelah Cecep lulus, hubungan mereka pun berakhir.

Cecep juga sempat menulis buku "180". Isi buku tersebut mengajarkan bahwa jika ingin berubah harus totalitas 180 derajat, tidak bisa sedikit-sedikit. Tetapi juga harus bisa menikmati setiap hari, karena apa yang kamu lakukan hari ini adalah takdir. Jadi, nikmati saja takdirmu hari ini.

Cecep bercerita menjadi dokter hewan adalah hal yang tak pernah ia duga. Jurusan kuliah ini menjadi pilihan terakhir yang ia pilih dengan 'isengi'. Tetapi ternyata malah lolos, dan Cecep sempat stress di 4 semester pertama. Setelah itu, Cecep mulai pasrah atas jurusan kuliah ini setelah gagal tes ulang ke berbagai perguruan tinggi. Barulah di semester 5, Cecep memperbaiki nilai-nilainya dan ia akhirnya ia pun lulus kuliah.

Namun, kini Cecep justru berbisnis ayam. Semua bermula saat Cecep bekerja di perusahaan ayam selama 20 bulan. Hal ini karena ia melihat bisnis ayam di Indonesia bisa mencapai Rp600-900 triliun per tahun. Itu pun baru ayam broiler, belum ayam petelur, dll.

Setelah resign dari pekerjaannya di perusahaan ayam, karir bisnis Cecep dimulai dari membuka tenda Pecel Lele yang buka dari jam 4 sore hingga 12 malam. Ia juga berjualan telur keliling. Hingga 2005, ia mulai bisnis ayam hidup dari Cianjur ke Jakarta. Dari awal satu mobil pickup, hingga bisa menjual 5-6 truk ayam hidup dengan omzet Rp100 juta per hari, itu berarti satu bulan Rp3 miliar dan hanya memiliki dua orang staff.

Sayangnya, di tahun 2006 saat omzetnya sudah dua kali lipat dan memiliki 400 ribu ayam, Flu Burung marak di Indonesia sehingga bisnisnya ikut terdampak dan ayamnya pun banyak yang mati sehingga Cecep juga rugi miliaran rupiah. Ditambah lagi, saat itu cuaca ekstrim melanda wilayah peternakan Cecep dan tiga kandangnya roboh karena puting beliung, semua ayamnya 100 persen mati. Setelah itu, semua bibit ayamnya hanyut terbawa banjir. Jadilah Cecep menangis sejadi-jadinya.

Demi bertahan, Cecep pun menjual segala aset tetapi tetap meninggalkan utang Rp1,4 miliar di usia 25 tahun. Saat itu, akhirnya Cecep menjadi penagih utang yang dibayar separuh dari utang tersebut dan bisa mencapai Rp400 juta. Dari penghasilan menagih utang, utang Cecep pun lunas dalam 7 bulan.

Hingga akhirnya di tahun 2010, perusahaan pun semakin membesar dan bermitra dengan perusahaan-perusahaan besar pula.

Setelah itu, Cecep lanjut kuliah S2 di bidang hukum pada tahun 2008 karena melihat bisnis ayam seperti hukum rimba. Namun, setelah lulus, karena Cecep tak bisa menjadi Advokat, Cecep pun kuliah S1 di tahun 2018 agar bisa menjadi menangkap 'kartel' di bidang unggas. Kini, Cecep tengah mempersiapkan diri untuk S3 di bidang hukum tentang unggas. Bahkan, Cecep pernah menagih piutang ke salah satu mafia ayam di Bekasi lantaran dia berutang Rp18 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: