Politisi muda NasDem ini menekankan, utang memang digunakan untuk sektor produktif. Di saat kontribusi pajak tertekan, utang menjadi langkah yang rasional. Namun, perlu diingat, pemerintah juga perlu mendatangkan investasi untuk menyeimbangkan utang dengan tindakan ekonomi yang produktif.
Anggota Komisi XI DPR Hendrawan Supratikno mengatakan, bila tolok ukurnya PDB, jumlah utang saat ini memang masih aman. Namun, hal ini tidak lantas dijadikan alasan terus berutang. Berbeda jika takarannya adalah ekspor, APBN, atau penerimaan pajak. Sebab itu, ia menganggap utang harus dikaitkan dengan penggunaan dan pengembaliannya.
Politisi senior PDIP ini meminta agar utang ini dikelola secara hati-hati, transparan, dan produktif. "Kapasitas pengembaliannya harus terjaga baik. Tidak terjebak dalam perangkap gali lubang tutup lubang, atau berpotensi mengorbankan kedaulatan kita dalam menentukan nasib sendiri di masa depan," ucapnya, mengingatkan.
Di dunia maya, warganet ikutan berkomentar. Kebanyakan mengkritik Sri Mul atas jumlah utang pemerintah yang terus menumpuk.
"Opini gue, Bu SMI ini adalah Menkeu paling gagal total sepanjang sejarah Indonesia merdeka. Ini opini gue," cuit @DreW_JaKoB_WolF. "Ratu ngutang," timpal @khairulabrar46.
Akun @zaqi_ mengkritik dengan kalimat satire. "Menteri Keuangan terbaik Asia Tenggara. Kalau nggak ngutang, naikin pajak, atau motong THR/gaji PNS. Pantes namanya 'uang kita', bukan uang rakyat," tulisnya.
Sedangkan akun @AbiAbizal menyebut, utang menggunung itu tidak akan membuat Sri Muly puyeng. Sebab, yang bayar utang itu adalah negara, bukan Sri Mul. "Ngutang terus, toh yang bayar bukan dia. Mau negara ini bangkrut toh gaji dia tetap full kan," tulisnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: