Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Negatif, BPS Nilai Pertumbuhan Ekonomi Mulai Membaik

Meski Negatif, BPS Nilai Pertumbuhan Ekonomi Mulai Membaik Pengunjung beraktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Pihak pusat perbelanjaan diharapkan memperketat protokol kesehatan terhadap pengunjung dan karyawannya seiring meningkatnya kasus konfirmasi positif COVID-19 di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan kondisi epidemiologis COVID-19 di wilayah DKI Jakarta selama sepekan terakhir tergolong mengkhawatirkan dengan angka positivity rate 13,2 persen. | Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kontraksi ekonomi masih berlanjut pada triwulan I 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama tahun ini sebesar -0,74% (secara tahunan) dan -0,96% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan ada perbaikan jika dibandingkan dengan triwulan IV saat pertumbuhan ekonomi sebesar -2,19% dan triwulan III yang sebesar -3,49% secara tahunan.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Masih Minus 0,74% di Kuartal I 2021

Ia mengatakan sinyal positif pertumbuhan ekonomi mulai terlihat. Pemulihan tersebut tampak dari pergerakan ekonomi pada triwulan I 2021 yang lebih baik dibanding dua triwulan sebelumnya.

“Secara year on year pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 0,74%. Namun apa yang kita capai ini mengalami perbaikan signifikan. Ini juga mengonfirmasi tanda-tanda pemulihan ekonomi semakin nyata,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta ,Rabu (5/5/2021).

Adapun struktur penopang pertumbuhan ekonomi  pada triwulan pertama 2021 yaitu industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan dengan kontribusi 64,56%.

Sementara itu dari 17 sektor penopang pertumbuhan, hanya tujuh yang tumbuh positif yaitu sektor pertanian, informasi dan komunikasi,pengadaan air, jasa kesehatan, pengadaan listrik &gas dan real estate. “Pertumbuhan tertinggi terjadi untuk informasi dan komunikasi sebesar 8,72%,” tambahnya.

Sementara itu sektor yang paling anjlok adalah transportasi dan pergudangan (-13,12%), serta akomodasi dan makanan-minuman (-7,26%).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: