Peran AI pada Keamanan Siber dalam Mengembangkan Ketahanan Bisnis
Terkait pernyataan Rudiantara bahwa ancaman keamanan siber ini tidak hanya dari hacker, tapi juga bisa dari negara, Ardi Sutedja mengritik sejumlah praktik bisnis dan ketentuan undang-undang yang menguatkan itu. "Misalnya ditempelnya data pemilih yang menampilkan NIK di TPS yang harus dipajang atas perintah UU. Termasuk juga penerima bantuan sosial yang harus difoto sambil menunjukkan KTP-nya," sebut Ardi. Praktek pengungkapan secara terbuka data dan informasi pribadi seperti itu menurutnya sangat berbahaya bagi keamanan siber.
Indra Utoyo, Direktur Pengelola Digital dan Teknologi Informasi Bank BRI Tbk, memberikan contoh studi kasus mengenai implementasi cyber security di Indonesia.
"Pada periode 2017-2018, terdapat peningkatan sebesar 11% oleh aktivitas pembobolan sistem kemanan perbankan, dan dalam 5 tahun terakhir peningkatan aktivitas pembobolan ini mengalami peningkatan sebesar 67%," katanya.
Baca Juga: Dibantu Kecerdasan Buatan, Menangkan Kompetisi di Era Digital
Menurut Indra pada era open banking seperti saat ini, risiko keamanan meningkat jutaan kali lipat diakibatkan naiknya probabilitas kemunculan bad code yang tidak terkaji, banyak microservice yang dibuat, banyaknya entitas yang berhubungan satu sama lain serta variasi dan jumlah penipuan yang semakin meningkat karena banyaknya pengguna dan besarnya trafik data.
Christopher Thomas, Direktur Manajemen Produk SparkCognition Inc menjelaskan mengenai definisi kecerdasan buatan yang merupakan suatu kemampuan mesin untuk melakukan imitasi kebiasaan dari kecerdasan manusia.
"Kecerdasan buatan mempunyai sistem kerja seperti otak manusia, yaitu memproses informasi, membuat kesimpulan dan mengubah naluri dan pengalaman menjadi suatu pembelajaran," jelasnya.
Baca Juga: Babak Baru Bisnis Kecerdasan Buatan: Agen Virtual Lakukan 500 Ribu Panggilan Per Hari
Kecerdasan buatan dapat dibangun menggunakan machine learning, yaitu kemampuan suatu mesin untuk secara otomatis melakukan pembelajaran dan improvisasi dari pengalaman tanpa diprogram secara eksplisit.
Christopher mengingatkan kecerdasan buatan dalam segi bisnis menjadi suatu hal yang penting karena mempunyai manfaat untuk melindungi reputasi merk, mengurangi pembobolan sampai kurang dari 1% karena deteksi dini dan lebih cepat, meminimalisir biaya pencitraan ulang sistem dan meningkatkan produktivitas Teknologi Informasi sebesar 20% dan mampu meningkatkan Return of Investment (ROI) tahunan sebesar 25 kali.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri