Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

GoTo Lahir, Bagaimana Nasib OVO?

GoTo Lahir, Bagaimana Nasib OVO? Gojek dan Tokopedia dalam iklan Ramadan Gojek 2021. | Kredit Foto: Gojek
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kelahiran GoTo menimbulkan serangkaian pertanyaan baru dan salah satunya adalah mengenai nasib OVO. Sebelumnya, OVO bekerja sama dengan Tokopedia sebagai metode pembayaran di aplikasi tersebut. Namun, karena Gojek juga memiliki dompet digital yaitu Gopay, muncul berbagai macam asumsi yang merasa presensi OVO di Tokopedia bisa lengser.

Melansir KrAsia, partner di firma hukum global Withers Joel Shen mengungkapkan bahwa OVO berada di posisi yang paling membingungkan pasca merger Gojek dan Tokopedia.

Baca Juga: Gojek-Tokopedia Merger, Bagaimana Nasib Karyawan dan Driver?

"OVO menghilang dari struktur bisnis keuangan GoTo secara mencolok. Patrick Cao telah mengatakan bahwa GoTo sedang 'menjajaki divestasi saham'nya di Ovo," ujar Shen.

Menurut Shen, ada tiga skenario yang mungkin terjadi pada OVO.

Pertama, GoTo menjual sahamnya di OVO ke Grab. Skenario ini dinilai menjadi yang paling intuitif, namun berpeluang menciptakan persaingan yang sangat ketat antara OVO, Gopay, Shopeepay, dan Dana.

Kedua, GoTo menjual saham OVO ke pihak selain Grab. Shen mengungkapkan skenario ini secara teknis mungkin untuk dilakukan, namun ada kemungkinan Grab memiliki hak untuk memesan efek terlebih dahulu (HMETD) yang memberikan mereka peluang untuk memperoleh setidaknya sebagian dari saham Tokopedia.

Terakhir, skenario yang paling kecil kemungkinannya adalah GoTo mendapatkan dispensasi dari Bank Indonesia (BI) dan mempertahankan kepemilikannya di OVO.

Sebagai kisah kesuksesan anak dalam negeri, GoTo menarik perhatian para regulator Indonesia dengan cara yang tidak dilakukan oleh pemain lain di pasar. "Meskipun tidak mungkin GoTo akan menang atas BI, namun hasil ini tidak di luar imajinasi," kata Shen.

Terlepas dari itu, GoTo memiliki tujuan untuk menjadi andalan ekonomi digital Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: