Mayoritas penerima Program Kartu Prakerja menilai, rangkaian proses pendaftaran, mulai dari mendapatkan informasi pembukaan gelombang, syarat dan ketentuan, proses pendaftaran hingga tes kemampuan dasar, cukup mudah untuk dilakukan.
"Angka persetujuan tiap variabel di atas 90%, kecuali untuk kemudahan melakukan pendaftaran yang tercatat sebesar 87,6%. Masih ada sekitar 12% yang tidak setuju sehingga bisa menjadi bahan evaluasi bagi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja," ujar Direktur Riset Cyrus Network, Fadhli MR saat memaparkan hasil surveinya, Kamis (20/5/2021).
Dalam hal membeli dan mengikuti pelatihan, 94,1% responden setuju dan sangat setuju bahwa proses membeli pelatihan mudah dilakukan sementara 93,7% mengatakan mudah mengikuti pelatihan online. Untuk ketepatan waktu pencairan insentif, responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa insentif diterima tepat waktu ada 83,6%.
"Masih ada 16,4% yang tidak setuju dengan pernyataan itu. Meski mayoritas masih setuju, tapi dibanding penilaian terhadap variabel lain prosentasenya lebih rendah," kata Fadhli.
Baca Juga: Kabar Gembira! Kartu Prakerja Bakal Dibuka Lagi
Baca Juga: Kisah Prakerja yang Membantu Angkatan Kerja Indonesia di Masa Pandemi Covid-19
Selanjutnya, penerima Program Kartu Prakerja mengaku sumber utama untuk memperoleh informasi tentang Program Kartu Prakerja paling banyak adalah dari teman, 52% word of mouth dan 28,2% dari media sosial.
Kemudian dari media online 13,7% dan televisi 4,8%. Dari 565 responden yang mendapat informasi dari media sosial. 51,2% mengaku mendapatkan informasi tersebut dari Instagram, 40,4% dari Facebook dan 4,1% dari YouTube.
Fadhli MR mengatakan kecenderungan ini adalah hal yang wajar karena jika dilihat dari demografi populasi penerima Program Kartu Prakerja dan responden survei ini, secara usia paling banyak ada di rentang usia 18-35 tahun, jumlahnya mencapai 70%. Selanjutnya ada di rentang 36-45 tahun yang jumlahnya antara 16-18%. Dari sisi pendidikan populasi dan responden, paling banyak adalah SMA dan Sarjana.
"Dari tiap survei publik yang kami lakukan, jumlah masyarakat yang terhubung dengan internet dan media sosial memang terus naik. Sehingga wajar juga kalau tren sosialisasi bergeser ke media sosial. Dari situ kemudian menyebar lebih luas dari mulut ke mulut atau melalui aplikasi percakapan," jelas Fadhli.
Adapun survei yang dilakukan oleh Cyrus Network ini dilaksanakan pada 1-5 Mei 2021 dengan wawancara menggunakan telepon.
Dari data populasi berupa nomor telepon penerima Program Kartu Prakerja yang tersedia untuk dijadikan kerangka sampling, diambil 2.000 responden secara acak menggunakan metode simple random sampling. Margin of error survei ini +-2, 24% pada tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: