Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cerita Putra Mahkota Djarum Besarkan BCA, Dari Banyak Masalah hingga Jadi Bank Terbesar di Indonesia

Cerita Putra Mahkota Djarum Besarkan BCA, Dari Banyak Masalah hingga Jadi Bank Terbesar di Indonesia Kredit Foto: Twitter/Arief Rahman Hakim
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Armand Hartono ialah putra mahkota dari Djarum Group yang didirikan oleh sang ayah, Budi Hartono.

Dalam video YouTube bertajuk "GDP ICON2018: Leadership Jaman Now by Armand Hartono", Armand mengungkap cara menjadi pemimpin era milenial, yakni: di depan memberi contoh, di tengah memberi kekuatan, di belakang memberi dukungan.

Perusahaannya, BCA, hari ini adalah perusahaan bank swasta terbesar di Indonesia. Tetapi, Armand mengungkap bahwa itu hanya kisah indahnya. BCA dimulai dengan banyak masalah.

Baca Juga: Bisnisnya Macet, Pabrikan Jet Tempur Ini Batal Kembangkan Pesawat Supersonik

Pada tahun 1988, BCA sulit sekali mendapatkan uang. Saat itu, suku bunga naik ke 25%, sementara tabungan Armand 20-an persen dan rupiah pun melemah. Tahun itu, rupiah hanya Rp300 per dolar menjadi Rp400 per dolar dan terjadilah krisis, sehingga berpikir sulit untuk menjalani bisnis perbankan.

Hingga akhirnya, BCA pun menjadi bank pertama yang menjalani sistem Online. Setelah itu, nasabah berbondong-bondong datang untuk menabung di BCA. Dalam waktu 5 tahun, BCA sudah memiliki 5 juta nasabah. Armand mengakui saat itu ia dan tim tidak siap.

Dari yang awalnya nasabah hanya datang ke bank 3 kali dalam satu bulan, menjadi 5-10 kali per hari datang ke cabang. Armand mengaku kaget ketika membuat semuanya online, gratis, dan tahapan-tahapan serta undian, justru mengantarkan pada kesuksesan. Ia mengaku tidak siap sukses karena infrastruktur dan SDM tidak siap.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: