Lindung nilai adalah investasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi atau mencegah risiko pergerakan harga yang merugikan dalam suatu aset. Lindung nilai juga dilakukan terhadap mata uang dan dilakukan oleh para investor guna melindungi investasinya di negara lain.
Lindung nilai dapat dianalogikan dengan mengambil polis asuransi. Jika Anda memiliki rumah di daerah rawan banjir, Anda pasti ingin melindungi aset tersebut dari risiko banjir dengan mengambil asuransi banjir. Dalam contoh ini, Anda tidak dapat mencegah banjir, tetapi Anda dapat merencanakan sebelumnya untuk mengurangi bahaya jika banjir benar-benar terjadi.
Baca Juga: Apa Itu Likuiditas?
Sementara itu, dilansir dari Investopedia di Jakarta, Jumat (28/5/21) mengurangi potensi risiko, itu juga mengurangi potensi keuntungan. Sederhananya, lindung nilai tidaklah gratis. Dalam kasus contoh polis asuransi banjir, pembayaran bulanan bertambah, dan jika banjir tidak pernah datang, pemegang polis tidak menerima pembayaran. Namun, kebanyakan orang akan memilih untuk menerima kerugian yang dapat diprediksi daripada tiba-tiba kehilangan rumah mereka.
Di dunia investasi, lindung nilai bekerja dengan cara yang sama. Investor dan pengelola uang menggunakan praktik lindung nilai untuk mengurangi dan mengendalikan eksposur mereka terhadap risiko. Untuk melakukan lindung nilai secara tepat di dunia investasi, seseorang harus menggunakan berbagai instrumen secara strategis untuk mengimbangi risiko pergerakan harga yang merugikan di pasar.
Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan melakukan investasi lain dengan cara yang ditargetkan dan terkontrol. Dalam kasus asuransi banjir, pemegang polis akan diberi kompensasi penuh atas kerugiannya, mungkin dikurangi dengan pengurangan. Sementara dalam ruang investasi, lindung nilai lebih kompleks.
Cara lindung nilai yang paling umum dalam dunia investasi adalah melalui derivatif. Derivatif adalah sekuritas yang bergerak sesuai dengan satu atau lebih aset dasar. Mereka termasuk opsi, swap, futures dan kontrak berjangka. Aset yang mendasari dapat berupa saham, obligasi, komoditas, mata uang, indeks, atau suku bunga. Derivatif dapat menjadi lindung nilai yang efektif terhadap aset yang mendasarinya, karena hubungan antara keduanya kurang lebih jelas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: