Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mei, Nilai Tukar Petani Menguat 0,44%

Mei, Nilai Tukar Petani Menguat 0,44% Buruh tani menggotong padi hasil panen di salah satu kawasan lumbung padi nasional di Kwadungan, Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (3/2). Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian memprediksi ketersediaan beras nasional pada triwulan pertama di tahun 2018 dalam batas aman bahkan surplus. Hal ini terlihat dari proyeksi luas panen selama Januari hingga Maret yang dihitung mencapai 3,6 juta hektare. | Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai tukar petani (NTP) pada Mei 2021, naik 0,44% dibanding April lalu, yakni dari 102,93 menjadi 103,39.

"Kenaikan ini dikarenakan indeks yang diterima petani mengalami kenaikan lebih besar dari kenaikan indek s yang dibayarkan petani," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (2/6/2021).

Baca Juga: Keren! Anak Petani Ini Jadi Miliarder Pertama di Korea yang Berbisnis Energi Hijau

Nilai tukar petani adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Jika indikator ini menunjuk ke angka 100, berarti nilai barang yang dihasilkan petani melebihi nilai konsumsinya.

Menurut Setianto, kenaikan NTP dipengaruhi oleh naiknya nilai tukar subsektor tanaman pangan 0,63%. Kenaikan ini seiring dengan indeks harga yang diterima meningkat sebesar 0,84%, lebih tinggi dari peningkatan indeks yang harus dibayar petani sebesar 0,20%.

Kenaikan juga dialami tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,05%, peternakan sebesar 0,85% dan perikanan sebesar 0,78%. Sementara itu, NTP pada tanaman hortikultura mengalami penurunan sebesar 2,75%,” tambahnya.

Di sisi lain, dari 34 provinsi, 25 provinsi mengalami kenaikan NTP, sedangkan sisanya mengalami penurunan. Provinsi Sulawesi Utara membukukan kenaikan nilai tukar petani tertinggi, yakni 2%, sedangkan penurunan nilai tukar petani terbesar terjadi di Provinsi Papua yaitu 1,21%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: