KOL Stories x Reynaldo Virgilius: IHSG Mulai Bangkit, Beli Saham Apa Ya?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,91% ke level 5.815,84 pada penutupan perdagangan Selasa, 25 Mei 2021. Apresiasi tersebut lebih rendah daripada capaian IHSG yang sempat menembus level tertinggi di 5.848,55. Pergerakan saham yang terpantau meliputi 283 saham naik, 209 saham turun, dan 153 saham lainnya stagnan.
Kendati begitu, IHSG bertahan di zona hijau dengan apresiasi tinggi karena ditopang oleh suntikan dana asing. Bursa mencatat, nilai beli bersih asing yang masuk ke pasar modal mencapai Rp409,37 miliar. Nilai tersebut setara net buy Rp601,91 miliar dalam sepekan.
Baca Juga: KOL Stories x Andy Senjaya: Gak Saham, Gak Crypto Semua Ambruk! Harus Gimana Ya?
Melihat bangkitnya pasar modal, mungkin banyak investor yang mulai memutuskan bangkit dari kubur. Namun, saham-saham apakah yang masih layak dikoleksi oleh para investor pada kondisi saat ini? Mengingat, masih banyaknya sentimen negatif yang juga membayangi misalnya seperti pandemi Covid-19.
Untuk itu, Warta Ekonomi melalui program KOL Stories berinisiatif untuk memberikan para investor edukasi mengenai perkembangan pasar modal. Kali Ini, KOL Stories akan mengundang Reynaldo Virgilius yang merupakan seorang practical value investor.
IHSG mulai terlihat kembali menggeliat, bagaimana pandangan Anda terkait hal ini?
Kalau bagi saya pribadi sih tidak terlalu memperhatikan fluktuasi IHSG dalam jangka waktu yang pendek karena fokusnya adalah melihat bisnis perusahaan dan juga valuasi yang sedang ditawarkan saat ini, dan sering kali di periode jangka pendek kita sebenarnya tidak bisa menebak arah IHSG bakal ke mana.
So, selagi kita melihat prospek IHSG jangka panjang akan terus bertumbuh maka sebenarnya kita tidak perlu terlalu memusingkan IHSG di jangka pendek.
Apakah memang sudah saatnya para investor yang selama ini mengambil sikap wait and see untuk kembali aktif di pasar modal?
Yes, tentu aja. Saya percaya setiap krisis pasti ada kesempatan. Baik itu krisis yang terjadi di sektor atau industri tertentu, atau pun krisis tidak terduga seperti pandemi yang masih berlangsung hingga hari ini.
Yang terpenting dalam investasi saham menurut saya adalah seperti kata Peter Lynch: know what you own and why you own it. Bahasa Indonesianya itu adalah 'tahu apa yang kamu miliki, dan apa alasan kamu memilikinya'.
Sebaiknya, saham-saham di sektor apa yang menjadi perhatian investor? Mengingat kondisi pandemi covid-19 juga belum terlalu mengalami perbaikan
Teman-teman bisa perhatikan sektor yang mungkin masih belum dilirik oleh kebanyakan investor. Karena biasanya, di sektor tersebut akan tersedia peluang. Sederhananya, saham yang belum ramai diperbincangkan, labanya sedang turun sementara, sahamnya juga ikut turun, maka value sahamnya biasanya juga sudah cukup murah.
Mungkin kita bisa coba lihat perusahaan di sektor consumer cyclical, khususnya di bidang otomotif, atau bisa juga melirik di sektor perbankan. Barangkali kita bisa menemukan saham yang sedang undervalue.
Strategi apa yang tepat diterapkan para investor saat ini?
Saya pribadi sebagai practical value investor sampai hari ini tetap menggunakan value investing dalam mengambil keputusan investasi. Sederhanya, saya harus melihat value yang lebih besar dari yang saya terima dan dari harga saham yang saya bayar.
Mengutip istilah Warren Buffett, kita harus membeli aset senilai 1 dolar AS, tapi hanya dengan membayar 0.66 sen saja.
Belakangan ini banyak perusahaan yang sahamnya melesat karena ingin berekspansi ke sektor teknologi, apakah perusahaan tersebut memang layak untuk menjadi perhatian atau bahkan memang saatnya investor berinvestasi di perusahaan yang berniat masuk ke bisnis digital?
Jika berbicara tentang saham yang udah melesat atau istilahnya "naik banyak", justru bagi saya pribadi biasanya menghindari saham-saham tersebut, apalagi saham-saham yang sudah terlalu hype atau bahasa Indonesianya sedang ramai dibicarakan sana-sin. Justru biasanya ketika semua orang sudah membicarakan saham tertentu, dan sebelumnya sahamnya juga sudah "naik banyak", ketika kita memutuskan masuk di "harga atas", perlu kita pahami bahwa risiko yang ada juga "jauh lebih tinggi".
Karena kita perlu ingat, dalam berinvestasi, kita enggak cuma memikirkan bisa mendapatkan cuan, tapi kita juga berpikir seberapa aman modal yang kita miliki.
Selain saham, apa lagi instrumen investasi yang bisa menjadi pilihan investor?
Saya pribadi sampai saat ini hanya investasi di saham, jadi belum bisa merekomendasikan instrumen investasi lainnya. Hanya pesan dari saya adalah bukan tentang instrumen investasinya, tapi tentang seberapa kita bisa menguasai mindset dan skillset instrumen investasi tersebut, sebelum akhirnya ikut nyemplung di investasi tertentu.
Adakah pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada para penonton?
Mewakili generasi muda, hari ini usia saya 24 tahun, dan sudah merasakan begitu pentingnya anak muda khususnya di usia 20-an–30-an untuk mulai invetasi saham dengan baik dan benar karena waktu tidak akan pernah terulang kembali.
Jangan sampai saat kita udah tua, tidak punya apa-apa, dan masih menjadi beban bagi orang lain. Jadi alangkah baiknya kita mulai berinvestasi sejak saat ini. Last but not least, it’s time to become a value investor!
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: