Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keras! China Blokir Hasil Pencarian tentang Kripto

Keras! China Blokir Hasil Pencarian tentang Kripto Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sikap China terhadap perdagangan cryptocurrency terdesentralisasi tampaknya semakin keras. Jurnalis China Colin Wu dan situs berita kripto 8BTCNews sama-sama mengklaim bahwa pada hari Rabu, hasil pencarian untuk beberapa bursa mata uang kripto terkemuka dunia tidak menghasilkan apa-apa.

Staf Cointelegraph di China sendiri telah mencari pertukaran mata uang kripto di mesin pencari dan mengonfirmasi bahwa hasilnya tidak dapat diakses. Namun, pencarian gabungan seperti "Akademi Binance" atau "Pusat Penelitian Huobi" tampaknya masih melewati sensor.

Baca Juga: Presiden Iran Minta Kripto Memiliki Kerangka Hukum

Jika situasinya berlanjut, ini tampaknya menjadi langkah terbaru dalam peningkatan sensor Beijing terhadap informasi terkait cryptocurrency melalui media sosial.

Dikutip dari Cointelegraph (10/6/2021), pada hari Senin, Weibo — layanan microblogging mirip Twitter di China dengan lebih dari 530 juta pengguna aktif bulanan — menangguhkan akun milik beberapa Bitcoin (BTC) populer dan pembuat konten terkait kripto.

Colin Wu, atau Wu Blockchain di Twitter, telah mencatat bahwa pencarian untuk Binance, Huobi dan OKEx tidak muncul untuk pengguna Baidu dan Sogou, dua mesin pencari utama China. Selain itu, baik Wu maupun 8BTCNews mengklaim bahwa Weibo telah memberlakukan tindakan pemadaman yang sama, dengan Wu mencatat bahwa Zhihu, juga mengikuti langkah tersebut.

Langkah-langkah penyensoran hanya merupakan bagian dari upaya China untuk membatasi berbagai aktivitas cryptocurrency, termasuk tema penambangan dan penggalangan dana, yang dianggap ilegal. Area yang ditargetkan termasuk penyediaan layanan lembaga keuangan dan pembayaran yang terkait dengan cryptocurrency dan platform pembiayaan token yang dapat digunakan sebagai gateway fiat-to-crypto.

Tindakan keras terhadap pertambangan telah difokuskan pada kekhawatiran pemerintah atas jejak karbon industri, terutama di daerah-daerah seperti Mongolia Dalam. Setidaknya tiga perusahaan pertambangan – BTC.TOP, Huobi dan HashCow – telah mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan kegiatan di daratan.

Sampai saat ini, perwakilan dari bursa yang ditargetkan belum membuat pengumuman publik mengenai langkah-langkah penyensoran media sosial yang nyata.

Binance tidak dapat memberikan komentar tentang situasi tersebut tetapi mencatat “bahwa Binance saat ini tidak mengadakan operasi pertukaran di China.”

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: