Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasib Benjamin Netanyahu Tamat, Kabar Gembira untuk Palestina?

Nasib Benjamin Netanyahu Tamat, Kabar Gembira untuk Palestina? Kredit Foto: Instagram/Benjamin Netanyahu
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Setelah 12 tahun, Benjamin Netanyahu akhirnya tersingkir dari kursi perdana menteri Israel. Apa arti perubahan besar tersebut bagi Israel dan Palestina? Parlemen Israel dijadwalkan melakukan pemungutan suara untuk pemerintahan baru hari ini, Minggu (13/6/2021).

Kabinet baru ini akan dirancang bersama oleh pemimpin oposisi tengah Yair Lapid dan ultra nasionalis Naftali Bennett. Bennett, jutawan teknologi mandiri, akan menjabat sebagai perdana menteri selama dua tahun sebelum Lapid, mantan host TV kenamaan, mengambil alih.

Baca Juga: Usahanya Ditolak Mentah-Mentah! Benjamin Netanyahu Harus Lengser!

Mereka akan memimpin pemerintahan yang terdiri atas partai-partai dari semua spketrum politik, termasuk untuk yang pertama kalinya mewakili 21 persen minoritas Arab.

Berbeda dengan Netanyahu yang menjadikan isu-isu anti-Palestina sebagai dagangan utama, rezim baru ini telah memberi sinyal ingin mengedepankan reformasi dalam negeri. Meski begitu, prospek berakhirnya konflik Palestina dengan Israel tampaknya tetap kecil.

Banyak rakyat Palestina tidak akan tergugah oleh perubahan pemerintahan tersebut. Mereka curiga Bennett akan mengejar agenda sayap kanan yang sama seperti Netanyahu.

Di panggung internasional, dengan kefasihan berbahasa Inggris dan suara bariton yang menggelegar, Netanyahu yang telegenik menjadi wajah Israel. Menjabat sebagai perdana menteri untuk pertama kalinya pada 1990an, dan sejak 2009 sukses melanjutkan empat kali masa jabatan, ia menjadi sosok yang terpolarisasi, baik di dalam maupun di luar negeri.

Kerap dipanggil dengan sebutan Bibi, Netanyahu dicintai oleh para pendukung garis kerasnya dan dibenci oleh para krittikus. Sidang korupsinya yang sedang berlangsung, tuduhan yang dibantah oleh Netanhyahu, hanya memperparah perbedaan.

Para penentangnya telah lama mencela apa yang dianggap sebagai retorika pemecah Netanyahu, taktik politik licik dan penaklukan kepentingan negara untuk kelangsungan hidup politiknya sendiri. Sejumlah pihak menjulukinya "Menteri Kejahatan" dan menuding drrinya tidak becus menangani kriris COVID-19 dan ekonomi negaranya.

Perayaan dari para penentangnya untuk menandai kisah akhir era Netanyahu dimulai sejak Sabtu malam di depan kediaman resminya di Yerusalem, tempat digelarnya aksi protes mingguan terhadap pemimpin sayap kanan selama setahun terakhir, di mana terdapat spanduk hitam yang bertuliskan: Selama Tinggal, Bibi, Selamat Tinggal".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: