Tekanan pandemi Covid-19 telah memberikan dampak besar terhadap berbagai sektor bisnis. Salah satu sektor yang paling terdampak adalah bisnis food and beverages (F&B) atau kuliner.
Para pebisnis kuliner menghadapi sebuah tantangan yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya. Mereka harus berinovasi, mencari cara terbaik agar tetap bisa mempertahankan bisnisnya.
Banyak rumah makan yang tutup akibat tidak ada pembeli. Bahkan tidak hanya UMKM, emiten ritel pengelola restoran ternama pun mencatatkan penurunan laba bersih hingga sebesar 85% di kuartal pertama tahun 2020 dan terpaksa menutup beberapa grainya
Namun, dibalik setiap peristiwa, pasti selalu ada hikmah yang bisa diambil, sebagai peluang untuk terus bergerak maju. Ketika industri F&B berbasis luring (offline) mengalami kemerosotan karena masyarakat tidak ada yang keluar rumah. Sebaliknya, transaksi kuliner secara daring (online), malah mengalami peningkatan, bahkan hingga 350%. Sebuah kabar yang cukup menggembirakan di tengah pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan akan berakhir.
Berangkat dari data tersebut, CloudKitchen.id hadir untuk membantu para pebisnis kuliner melewati masa krisis ini. Dengan sistem yang dibuat Cloud Kitchen, para pebisnis kuliner dapat tetap mempertahankan bisnisnya dengan menekan besaran biaya operasional.
Para pebisnis kuliner tidak perlu memikirkan mahalnya biaya sewa gedung untuk membuka restoran atau rumah makannya. Mereka hanya perlu memikirkan bagaimana cara terus memproduksi menu-menu yang mereka miliki.
“Melalui sistem cloud kitchen ini kami ingin membantu para pebisnis kuliner supaya tetap bisa bertahan di tengah pandemi dan mempertahankan bisnisnya,” kata Edwin Fathudin Ardyanto, Co-Founder CloudKitchen.id.
CloudKitchen.id, tambahnya, adalah sebuah gagasan yang dikembangkan berdasarkan sistem kemitraan, antara pemilik brand dan pemilik dapur untuk mengembangkan bisnis kuliner bersama.
“Kami percaya dengan berbasis kemitraan, sebuah bisnis akan bisa bermanfaat bagi banyak orang. Bukan hanya untuk satu, dua, atau segelintir orang, tapi lebih banyak orang yang akan merasakan manfaatnya. Karena itulah CloudKitchen.id hadir,” ujar Edwin disela-sela kegiatannya mengenalkan CloudKitchen.id baru-baru ini.
Lanjutnya, pCloudKitchen.id memiliki tiga jenis kemitraan. Pertama, Mitra Dapur. Sistem kemitraan ini diperuntukan bagi para pemilik properti, yang berkenan memanfaatkan propertinya, agar bisa digunakan oleh para pemilik brand kuliner sebagai dapur mereka.
Kedua, Mitra Brand. Kemitraan ini adalah kerja sama bagi para pemilik brand yang ingin memulai usaha kuliner dengan risiko minim bersama CloudKitchen.id.
Pada sistem kemitraan ini, akan diberikan rahasia-rahasia sukses membangun usaha kuliner dari segi distribusi, training and development, dan digital marketing.
Terakhir, adalah kemitraan Cloud Franchise. Yakni jenis kemitraan bagi pemilik brand yang ingin mengembangkan usaha kulinernya hingga memiliki 600 cabang, tanpa keluar modal 1 rupiah pun.
Dengan kemitraan Cloud Franchise, pemilik atau mitra brand hanya perlu menyiapkan paket eksklusif franchise dengan sistem cloud kitchen.
Sementara itu, CloudKitchen.id yang akan mencarikan franchisee-nya. Melalui sistem kemitraan Cloud Franchise ini, mitra brand berpotensi memiliki cabang hingga 600 gerai tanpa keluar modal.
Edwin menambahkan, ada tiga keuntungan yang akan diperoleh dengan menjalin kemitraan bersama CloudKitchen.id, yaitu; tidak terbebani biaya sewa tinggi, biaya operasional jauh lebih murah, operasional yang lebih mudah dan cepat, serta peluang pengembangan usaha untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
“Dimulai dari niat membantu pebisnis kuliner keluar dari krisis akibat pandemi Covid-19. Kami percaya, CloudKitchen.id bisa bermanfaat bagi lebih banyak orang lagi,” tutup Edwin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi
Tag Terkait: