Crown Group Investasi Rp5 Triliun Bidik Sektor Mixed Use dan Built to Rent
Crown Group mengungkapkan rencana akuisisi tiga lokasi pengembangan signifikan di utara Sydney senilai sekitar Rp5 triliun karena perusahaan berfokus kepada diversifikasi ke dalam sektor mixed-use dan Built-To-Rent.
Komisaris dan CEO Crown Group, Iwan Sunito, mengatakan pihaknya berencana untuk membangun pipa pengembangan apartemennya selama lima hingga sepuluh tahun dengan optimisme akan pemulihan ekonomi Australia dan kesehatan pasar properti apartemen.Baca Juga: Lakukan Terobosan Baru, Penjualan Crown Group Naik 200 Persen di Australia
Selain itu, akan mengembangkan sayapnya di Sydney sembari melihat peluang lain di Melbourne, Brisbane dan bahkan Indonesia.
“Fokus kami tetap di Australia, namun kami juga tidak bisa menutup mata atas peluang ekspansi di Indonesia sebagai salah satu negara yang masuk dalam jajaran 5 negara teratas dari ukuran PDB menurut World Economic Forum," kata Iwan dalam keterangan resminya, Senin (5/7/2021)
Baca Juga: 2 Proyek Crown Group Masuk Nominasi Best Tall Building in the World 2021 Award
“Kami memiliki proyek yang cukup dalam rencana pengembangan kami saat ini, namun kami ingin mulai melakukan perencanaan untuk lima tahun ke depan,” tambahnya.
Iwan Sunito mengungkapkan saat ini pihaknya disibukan dengan tiga pilar bisnis: residensial, menumbuhkan merek SKYE Suites, dan mengembangkan bisnis ritel kami.
Crown Group juga sedang fokus pada penyelesaian fase pertama Grand Residences, sebuah proyek mixed-use di Eastlakes, Sydney, yang mencakup 133 unit apartemen dan 14.000 meter persegi ruang ritel.
“Pasar saat ini lebih realistis dibandingkan tiga atau lima tahun lalu karena kelompok asing dan perusahaan milik negara telah meninggalkan pasar.Pasar terkontraksi karena kebijakan Pemerintah terhadap pembeli asing yang harus membayar pajak pembelian sebesar dua kali lipat serta kesulitan dalam mencari akses pendanaan atau pinjaman," ungkapnya.
“Covid-19 dan penutupan perbatasan internasional juga secara dramatis berdampak pada pasar apartemen residensial di Australia, di mana pembeli asing biasanya mencapai setidaknya 50% dari pembeli,” tambanya.
Dia mengaku optimis saat ini adalah saat yang tepat untuk mengakuisisi lahan pembangunan untuk jangka pendek dari sektor-sektor yang terpengaruh oleh pandemi Covid-19 dan penutupan perbatasan.
“Sementara perbatasan internasional tetap ditutup, pertumbuhan akan terhambat secara signifikan. Inilah sebabnya mengapa kami sekarang melihat peluang pengembangan baru, katanya.
“Kami sadar bahwa para pemilik lokasi pengembangan menjadi lebih realistis dalam ekspektasi harga dan ketentuan pengaturan penjualan mereka.” ujarnya.
Salah satu area yang ingin didiversifikasi oleh perusahaan adalah area build to rent.
“Kami mencari lokasi strategis yang dekat dengan transportasi sebagai faktor penentu utama di mana kami harus melakukan akuisisi," katanya.
Sebagai contoh, Build-to-Rent hibrida dari Crown Group, SKYE Suites yang menggabungkan akomodasi menginap jangka pendek dan menengah telah mencapai okupansi sebesar 85% sejak dibuka dan menghasilkan pendapatan sekitar Rp13 milyar per bulannya. Saat ini SKYE Suites memiliki tiga properti yang berlokasi di Sydney CBD, Green Square dan Parramatta.
“Ini menunjukkan bahwa dinamika pasar sedang berubah,” kata Sunito. “Wisatawan lokal cukup banyak untuk menempati hotel kami. Kami tidak bergantung pada wisatawan asing,” ujarnya.
Berkenaan dengan peluang kolaborasi, ia menuturkan bahwa Crown Group telah bernegosiasi dengan sejumlah kelompok yang tertarik untuk melakukan usaha patungan dengan mitra tepercaya dengan rekam jejak yang solid dalam pengembangan dan peningkatan nilai, desain inovatif yang berkualitas. Rincian usaha patungan dan mitra baru akan diumumkan secara bertahap dalam 12 bulan ke depan.
“Mereka tahu bahwa Crown Group memiliki kapasitas dan kapabilitas yang dalam mengembangkan pembangunan high density dengan fasilitas bergaya resor yang mewah. Mereka juga sangat yakin dengan nilai pengembalian mereka di masa depan dan hasil dari pengembalian itu adalah apa yang ingin mereka capai.” ungkapnya
Meskipun perbatasan internasional tetap ditutup, Crown Group tetap percaya diri di masa depan berdasarkan inisiatif seperti paket stimulus pemerintah, Jobkeeper yang telah menopang perekonomian Australia.
Hal ini juga terjadi di negara-negara maju utama lainnya di seluruh dunia, catat Sunito, seperti di Amerika Serikat, Pemerintah Biden berencana menyuntikkan US$6 triliun untuk meningkatkan perekonomian.
“Harga properti telah meningkat di Amerika Serikat dalam 12 bulan terakhir, seperti halnya di Sydney,” katanya.
Dia menilai ada kekurangan unit apartemen di area pekotaaan. Kebijakan First Home Buyers (FHB) benar-benar hanya berdampak pada pasar rumah tapak dan tanah dikarenakan harga. Kebijakan tersebut hampir tidak membuat dampak di pasar apartemen karena apartemen di pusat kota mencapai lebih dari USD 1 juta.
Kekurangan unit apartemen akan menciptakan krisis pasokan di kawasan dalam kota
“Kota ini akan mengalami krisis pasokan yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan harga lebih jauh dalam pembangunan apartemen dalam kota,” imbuhnya.
Untuk itu, Crown Group melakukan pendekatan ekspansi ini secara hati-hati dan terukur, tambahnya.
“Perbatasan internasional mungkin tidak terbuka selama beberapa tahun. Namun kami tetap optimistis dalam strategi pertumbuhan kami,” katanya.
Iwan menambahkan pihaknya baru-baru ini diakui secara global untuk pengembangan ikoniknya, Arc by Crown Group di jantung kota Sydney dan Infinity by Crown Group di Green Square, keduanya telah memenangkan beberapa penghargaan desain dan konstruksi skala internasional.
"Kami sekarang sedang berusaha menciptakan komunitas yang menawarkan yang terbaik dari kehidupan apartemen modern dengan fasilitas bergaya resor premium, dikombinasikan dengan kawasan perbelanjaan dan ritel modern serta kawasan kuliner dan perhotelan yang semarak," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: